Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 20 Maret mendatang guna meminta persetujuan pemegang saham terkait penambahan kepemilikan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU) menjadi 40 persen. Saat ini, BTMU baru mengantongi 19,9 persen saham Bank Danamon.
"Persetujuan untuk BTMU memiliki 40 persen saham akan kami ajukan pada RUPS yang akan kami adakan pada 20 Maret mendatang," ujar Direktur Kepatuhan Bank Danamon Rita Mirasari di Jakarta, Senin (12/2).
Setelah memperoleh persetujuan pemegang saham, menurut Rita, BTMU baru akan mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP). Ia menekankan, perusahaan bakal mengikuti aturan yang diberlakukan otoritas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BTMU sebelumnya menyatakan minatnya untuk memiliki saham Bank Danamon hingga 73,8 persen. Namun, sesuai ketentuan kepemilikan saham maksimum pada bank umum, BTMU sebagai lembaga keuangan hanya boleh memiliki maksimal 40 persen saham.
Kendati demikian, OJK tetap membuka peluang lembaga keuangan memiliki saham di atas 40 persen. Adapun salah satu cara untuk meluluskan langkah BTMU sesuai aturan adalah melakukan penggabungan usaha. Saat ini, BTMU sendiri sudah memiliki kantor cabang bank asing (KCBA) di Indonesia.
Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia memastikan proses pengambilalihan saham Bank Danamon oleh BTMU akan sesuai aturan.
"Sekarang ini aturan maksimal saham itu 40 persen. Karena itu, pada step (langkah) kedua, kami minta BTMU hanya ambil alih 40 persen. Ikuti aturan yang ada, itu yang penting. Kalau mereka minta di atas itu, itu sulit," terang dia.
Ahlu enggan berspekulasi atas langkah yang akan diambil BTMU jika ingin merealisasikan minatnya menguasai 73,8 persen saham Bank Danamon.
Pencadangan Turun, Laba Menanjak Pada sepanjang tahun lalu, Bank Danamon juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,68 triliun, naik 38 persen dibanding 2016 sebesar Rp2,67 triliun. Penurunan laba, terutama didorong oleh biaya pencadangan yang dipangkas dari Rp4,36 triliun menjadi Rp3,47 triliun.
Tahun lalu, pendapatan bersih perseroan hanya naik 3 persen (yoy) menjadi Rp14,17 triliun. Pendapatan nonbunga bahkan turun 11 persen (yoy) menjadi Rp3,49 triliun.
Direktur Utama Bank Danamon Sng Seow Hah menjelaskan, laba bersih perseroan tahun lalu didorong oleh membaiknya biaya dana, disiplin pada biaya operasional, termasuk perbaikan pada kualitas aset perseroan.
"Pertumbuhan laba yang berkelanjutan ini adalah hasil dari upaya kami dalam melakukan diversifikasi pendapatan, memperkuat layanan nasabah, serta penerapan solusi berbasis teknologi dan digital secara komprehensif," imbuh dia.
Pada sepanjang 2017, penyaluran kredit dan pemberian fasilitas perdagangan (trade finance) perseroan hanya tumbuh 3 persen menjadi Rp129,72 trilun. Aset perseroan juga tercatat hanya tumbuh 3 persen menjadi Rp177,26 triliun.
Tahun ini, perseroan pun menargetkan penyaluran kredit bisa tumbuh di kisaran 6-8 persen.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (
Nonperforming Loan/NPL) perseroan pada tahun lalu turun dari 3,1 persen pada 2016 menjadi 2,8 persen. Di sisi lain, kecukupan modal terjaga di kisaran 22 persen.
(bir)