Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) memperkirakan, tren penurunan bunga deposito masih akan berlanjut pada tahun ini. Penurunan bunga tersebut, seiring kondisi likuiditas perbankan yang masih memadai dan penyaluran kredit yang masih rendah.
Berdasarkan data LPS, rata-rata bunga deposito bank
benchmark LPS per akhir Januari 2018 tercatat sebesar 5,48 persen. Rata-rata bunga tersebut turun 4 bps dari posisi akhir Desember 2017.
Hal serupa terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang turun 2 bps ke posisi 4,71 persen, serta rata-rata suku bunga maksimum yang terpangkas sebanyak 5 bps menjadi 6,25 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tren penurunan bunga deposito saat ini diproyeksikan masih dapat berlanjut. Meski demikian, ruang penurunan akan semakin terbatas di tengah laju inflasi, serta arah kebijakan moneter yang lebih stabil," ujar Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Dody Arifianto dalam publikasi Indikator Likuiditas LPS Februari 2018, dikutip Senin (19/12).
Selain laju inflasi dan kebijakan moneter, penurunan bunga deposito juga dipengaruhi oleh likuiditas bank yang memadai dan penyaluran kredit yang masih rendah. LPS memperkirakan, penyaluran kredit perbankan di tahun ini akan tumbuh 10 persen atau sedikit meningkat dibanding tahun lalu sebesar 8,1 persen.
LPS juga memperkirakan kondisi likuiditas masih akan cukup besar hingga akhir kuartal pertama tahun ini. Hal ini seiring dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang biasanya lebih tinggi dari pertumbuhan kredit.
Di sisi lain, LPS menyebut, respon penurunan bunga deposito antar kelompok bank cukup berbeda. Hal ini, menurut LPS, sebenarnya berpotensi menimbulkan risiko likiditas, terutama pada bank kecil jika penurunan suku bunga terus berlangsung.