Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk sempat melemah usai pemberitaan soal rubuhnya
pier head di proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu. Kecelakaan kerja ini dinilai bisa menjadi sentimen negatif bagi kinerja perusahaan.
Berdasarkan data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham perusahaan dengan kode WSKT ini sempat menyentuh Rp3.060 per lembar pada 9.30 WIB, atau turun 1,6 persen dari Rp3.110 pada penutupan kemarin.
Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan Waskita Karya memperoleh kontrak dari pemerintah paling banyak untuk berbagai proyek. Ia menilai terdapat kemungkinan proyek yang dikejar waktu tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan siap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waskita memang paling banyak ya dapet proyek pemerintah. Apalagi diharapkan bisa rampung cepat. Mungkin ada kendala SDM soal kapasitas produksi dan penyelesaian," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (20/2).
Ia menambahkan, karena kecelakaan yang terjadi bukanlah merupakan yang pertama, maka Waskita Karya berpotensi memperoleh sentimen negatif. David menyatakan saham perusahaan berpotensi mengalami pelemahan lanjutan pekan ini.
"Sentimen untuk Waskita Karya mungkin akan ada koreksi ya ke Rp2.800 per lembar," imbuhnya.
Namun, ia mengimbau para investor untuk melihat sentimen ini secara keseluruhan. David menilai ada beberapa parameter untuk melihat seberapa baik perusahaan konstruksi beroperasi.
"Jangan melihat dari parameter tertentu. Melihat keseluruhan, bukan hanya masalah kecelakaan kerja. Waskita ini berapa besar ketepatan penyelesaian proyeknya atau on time delivery. Sentimen buruk mungkin saja ada. Tapi kita harus melihat lebih dalam lagi untuk jangka panjang," katanya.
Kepala Divisi III Waskita Karya Dono Parwoto mengatakan untuk kali terdapat perbedaan kasus kecelakaan dari sebelumnya. Ia menjelaskan, kasus kecelakaan saat ini yang rubuh adalah bagian
pier head, bukan
girder.
"Untuk kali ini kasusnya berbeda. Ini
pier head, bukan
girder. Penyebabnya sedang dilakukan pengujian bersama kementerian PUPR," katanya.
Dono menambahkan, pihaknya akan melakukan uji laboratorium untuk memastikan penyebab jatuhnya
pier head. Pada prinsipnya, Dono mengaku perusahaan akan mengusahakan pengujian bisa tuntas secepat mungkin karena berhubungan dengan pekerjaan konstruksi selanjutnya.
"Jadi patokan itu untuk memastikan
zero accident dari
safety commitment sebelumnya," kata Dono.
(gir)