Jakarta, CNN Indonesia -- Ustaz Yusuf Mansyur memboyong sekitar 1.000 orang jemaahnya ke kantor pusat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (28/2). Jemaah-jemaah itu akan membuka rekening tabungan di Bank Muamalat sebagai bentuk dukungan terhadap nasib kelanjutan bisnis Bank Muamalat sebagai bank syariah di Tanah Air.
"
Insyallah, umat bercita-cita mendorong industri perbankan syariah, maka inilah langkah konkret kami membantu menanam kebaikan di Bank Muamalat," ujar Yusuf di Muamalat Tower.
Menurut Yusuf, Bank Muamalat merupakan kebanggaan milik umat yang perlu didukung. Dukungan tersebut terlihat saat jemaahnya dari seluruh Indonesia datang ke kantor bank syariah pertama di Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi lihat di atas ada yang buka Rp100 ribu, padahal dia dari Kaltara (Kalimantan Utara). Dia dari Tidung ke Kaltara 3 jam naik speed boat, ke bandara setengah jam sendiri. Dua hari jalan kemari cuma buat buka tabungan Rp 100 ribu," terang dia.
Yusuf mengaku, tak khawatir terhadap risiko permodalan Bank Muamalat yang disebut-sebut tengah cekak. Ia menilai, Bank Muamalat masih kuat dan solid. Walaupun ada risiko kolaps, toh seluruh simpanan nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Bahkan, ia berharap, Bank Muamalat bisa masuk ke dalam kategori bank syariah dengan kapasitas modal setara dengan Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV atau bermodal inti di atas Rp30 triliun.
Sebagai catatan, per 30 September 2017, modal inti Bank Muamalat baru mencapai Rp3,86 triliun.
Kendati demikian, ditanya terkait rencana pembelian saham Bank Muamalat, Yusuf enggan berkomentar. Namun, ia tidak memungkiri niatnya untuk membantu permodalan perusahaan.
"Nanti saja tunggu OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mengumumkan," kata pemilik aplikasi layanan jasa keuangan Paytren ini.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana menyambut baik kedatangan Yusuf dan jemaahnya. Menurut dia, hal ini menunjukkan semakin dekatnya dukungan dan keinginan umat untuk mendukung pertumbuhan perbankan syariah.
"Bulan ini kami canangkan sebagai bulan kebersamaan Bank Muamalat dengan umat, termasuk Paytren dan Darul Quran khususnya," imbuh Permana.
Kegiatan ini juga sesuai dengan strategi perusahaan yang ingin lebih fokus pada komunitas umat Islam dan sejalan dengan kerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat Islam di antaranya NU, Hidayatullah, dan Muhammadiyah serta menggandeng komunitas ulama mulai dari Yusuf Mansyur, AA Gyn, Arifin Ilham, dan Subhan Bawazier.
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) memperkirakan peluang peningkatan pangsa pasar perbankan syariah bisa mencapai tujuh persen tahun ini, sehingga bank syariah berpotensi tumbuh hingga 20 persen. Terlebih, Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia.
(bir)