Bayar Utang, Gihon Telekomunikasi Targetkan Dana IPO Rp260 M

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 02 Mar 2018 12:02 WIB
PT Gihon Telekomunikasi Indonesia menargetkan bisa meraup dana sebesar Rp220 miliar-Rp260 miliar melalui aksi penawaran umum perdana saham.
Dewan direksi PT Gihon Telekomunikasi Indonesia menggelar paparan publik, Jumat (2/3). CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Gihon Telekomunikasi Indonesia menargetkan bisa meraup dana sebesar Rp220 miliar-Rp260 miliar melalui aksi penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Rudolf P Nainggolan mengatakan perusahaan menawarkan harga saham sekitar Rp1.100 per saham hingga Rp1.300 per saham.

"Penggunaan dana raihan IPO sebagian besar untuk pelunasan pinjaman ke PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)," tutur Rudolf, Jumat (2/1).

Total utang perusahaan terhadap Bank Mandiri sebesar Rp150 miliar. Sisanya, lanjut Rudolf, Gihon Telekomunikasi akan memanfaatkan dana IPO untuk modal kerja dan belanja modal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Modal kerja dan belanja modal ini berkaitan dengan pembangunan sites telekomunikasi baru guna perluasan dan penambahan portofolio menara telekomunikasi," papar Rudolf.

Hingga akhir September 2017, perusahaan mengoperasikan sebanyak 443 menara telekomunikasi yang berada di Pulau Jawa dan Sumatera. Bila sesuai rencana, Gihon Telekomunikasi bakal menambah sekitar 67 menara tahun ini menjadi 510 menara.

"Kami akan menambah menara telekomunikasi 15 persen," terang Rudolf.

Ia melanjutkan, dana yang dibutuhkan untuk membangun satu menara sekitar Rp1 miliar. Artinya, perusahaan membutuhkan total dana Rp67 miliar untuk merealisasikan target tersebut.

Secara terpisah, Direktur Keuangan Monika Ferolina menuturkan, perusahaan membuka kemungkinan untuk mengakuisisi perusahaan menara telekomunikasi lain untuk menambah menara tahun ini.

"Sudah ada penjajakan dengan beberapa perusahaan menara telekomunikasi kecil lain, yang pasti bukan tbk (perusahaan terbuka)," kata Monika.

Kendati belum ada kesepakatan dengan pihak manapun, Gihon Telekomunikasi berencana jumlah penambahan menara telekomunikasi secara anorganik sebesar 50 persen dari total target.

"Ya mungkin porsi antara anorganik dan organik 50 persen dan 50 persen, atau bisa 60 persen dan 40 persen," jelas Monika.

Adapun, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp67,76 miliar pada September 2017. Angka itu naik dari periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp56,97 miliar. Alhasil, laba tahun berjalan ikut naik menjadi Rp21,39 miliar dari sebelumnya Rp9,63 miliar.

Guna menyukseskan rencana IPO, Gihon Telekomunikasi menggandeng PT Indopremier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Perusahaan berencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 April 2018.
(lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER