Jakarta, CNN Indonesia -- PT Hotel Indonesia Natour (Persero), BUMN bidang hotel, mencetak laba sebesar Rp9 juta di tahun ini, setelah merugi dalam dua tahun belakangan. Artinya, perusahaan berhasil keluar dari label BUMN rugi yang melekat pada 2015 dan 2016 lalu.
Direktur Utama Hotel Indonesia Natour Iswandi Said mengakui, laba tersebut memang masih kecil, namun perusahaan telah keluar dari daftar BUMN rugi. Pada 2015, kerugian perseroan mencapai Rp140 miliar, dan 2016 lalu merugi Rp89 miliar.
"Hasil 2017 lalu sudah positif lagi, meskipun cuma Rp9 juta. Tapi, yang jelas kami bukan termasuk BUMN yang merugi," katanya, mengutip Antara, Jumat (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu strategi yang dilakukan perseroan, Iswandi menjelaskan, renovasi kamar dan peningkatan pelayanan.
Ia mengaku, sebetulnya, perolehan laba masih bisa lebih besar lagi. Namun, bisnis perseroan terkendala bencana erupsi Gunung Agung di Bali yang membuat seluruh sektor pariwisata lumpuh dari November sampai Desember tahun lalu.
Apalagi, Hotel Indonesia Natour memiliki tujuh hotel di Bali. Tak heran, dampaknya terhadap hunian sangat terasa.
"Erupsi datang November, sampai 5.000 kamar hotel hilang sampai Desember. Tapi, sekarang sudah mulai membaik karena justru Januari biasanya 'low season', orang-orang yang kemarin tertahan mulai berdatangan," kata Iswandi.
Adapun, tingkat hunian hotel secara konsolidasi sepanjang tahun lalu mencapai 75 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 69 persen.
"
Insyaallah bisa tercapai karena Grand Inna yang di Bali itu okupansinya bisa 80 sampai 90 persen," pungkasnya.
(antara/bir)