Beban Meningkat, Laba BEI Turun 9,91 Persen

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Rabu, 07 Mar 2018 09:16 WIB
BEI membukukan penurunan laba bersih sebesar 9,91 persen, yaitu dari Rp344,8 miliar pada 2016 lalu menjadi hanya Rp310,6 miliar pada akhir tahun lalu.
BEI membukukan penurunan laba bersih sebesar 9,91 persen, yaitu dari Rp344,8 miliar pada 2016 lalu menjadi hanya Rp310,6 miliar pada akhir tahun lalu. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan penurunan laba bersih sebesar 9,91 persen di akhir tahun lalu. Walhasil, BEI hanya bisa meraup laba bersih sebesar Rp310,65 miliar atau lebih rendah dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni Rp344,8 miliar.

Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan BEI Oskar Herliansyah mengatakan, kinerja keuangan BEI tahun lalu turun disebabkan oleh kenaikan beban usaha.

"Beban usaha BEI menjadi Rp1,12 triliun pada 2017 dibandingkan dengan Rp1,03 triliun pada 2016 atau meningkat sebesar 8,52 persen," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (7/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Oskar menjelaskan, beban usaha BEI bertambah seiring dengan kegiatan sosialisasi BEI dalam menyebarluaskan investasi di pasar modal bagi masyarakat Indonesia. Namun, ini sengaja dilakukan untuk menambah jumlah pelaku pasar dalam negeri.

"Beban usaha terutama juga digunakan untuk meningkatkan keandalan sistem pengoperasian pasar dan sistem teknologi mutakhir," tutur dia.

Kenaikan beban usaha BEI membuat pertumbuhan pendapatan usaha sepanjang tahun lalu tak mampu mendongkrak laba bersih BEI. Tercatat, pendapatan usaha BEI naik 1,96 persen menjadi Rp1,2 triliun dari Rp1,18 triliun.

Kendati meningkat, tetapi secara persentase pertumbuhannya menurun kalau dibandingkan dengan periode 2015-2016 yang melejit hingga 21,55 persen. Salah satu penyebabnya, yaitu turunnya pendapatan jasa transaksi efek.


"Pendapatan jasa transaksi efek menjadi Rp641,54 miliar, berubah 1,14 persen dibandingkan pendapatan jasa transaksi efek tahun 2016 sebesar Rp648,94 miliar," terang Oskar.

Menurut dia, penurunan pendapatan jasa transaksi efek karena jumlah hari perdagangan tahun lalu berkurang menjadi 238 hari dari jumlah hari perdagangan tahun sebelumnya sebanyak 246 hari.

"Pada tahun 2016 juga terdapat transaksi amnesti pajak yang memberikan sumbangan cukup signifikan terhadap peningkatan pendapatan transaksi efek di tahun 2016," imbuhnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER