Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Badan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mufti Anam meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak selalu mengaitkan Islam dengan urusan agama dan nasionalisme.
Menurut dia, Islam juga bisa dikaitkan dengan pembangunan kewirausahaan melalui pondok pesantren. Hal itu disampaikan Mufti dalam Rapat Pimpinan Nasional Hipmi, Rabu (7/3).
"Sehingga ekonomi pesantren berjalan dan keislaman tidak hanya berputar pada isu agama dan nasionalisme yang selama ini bisa berdampak pada isu hoaks di media sosial," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyadari, Jokowi belakangan memang mendorong kewirausahaan terutama di tengah-tengah pengusaha muda. Namun, itu pun dinilai belum dilakukan dengan cukup baik dalam lingkungan pesantren.
"Satu segmen yang belum dilakukan pemerintah secara terencana dan terintegrasi adalah pemberdayaan ekonomi pesantren," tutur Mufti.
Sehingga, ia berharap, Presiden mendorong pertumbuhan kewirausahaan pesantren dengan melibatkan langsung koperasi di dalamnya dalam proyek-proyek pemerintah.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi mengaku telah melakukan beberapa hal guna meningkatkan perekonomian pesantren, seperti pembangunan Bank Wakaf Mikro di pesantren.
Bank ini dapat menyalurkan pembiayaan mulai dari Rp1 juta dan marjin bagi hasil dua persen setiap tahun. Sementara, modal dana untuk pembiayaan tersebut masih berasal dari donasi atau sumbangan donatur.
"Volumenya memang tidak banyak dan satu bank hanya memiliki modal Rp6 miliar-Rp8 miliar. Tapi, untuk pondok pesantren yang memiliki komunitas bisnis, saya kira itu lebih dari cukup," ucap mantan Wali Kota Solo ini.
(bir)