Jakarta, CNN Indonesia -- Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 berencana menghapus salah satu produk asuransi jiwa berbasis investasinya, yakni BP Maxi. Produk tersebut dinilai menawarakan imbal hasil terlalu tinggi. Langkah itu diambil sekaligus sebagai upaya untuk membenahi perusahaan.
Pengelola statuter AJB Bumiputera Bidang Sumber Daya Manusia, Umum, dan Komunikasi AJB Bumiputera Adhi M Massardhi menyebut, produk itu memberikan imbal hasil kepada pemegang polis hingga 12 persen. Padahal, keuntungan AJB Bumiputera dari investasi di berbagai instrumen saja lebih rendah dari jumlah tersebut.
"Hasil investasi paling dapat 10 persen," ungkap Adhi kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Adhi, secara keseluruhan, produk asuransi AJB Bumiputera menawarkan imbal hasil yang tinggi, sehingga dianggap sangat menguntungkan pemegang polis. Namun, kondisi itu justru menjadi bumerang bagi AJB Bumiputera.
"Keuntungan untuk AJB Bumiputera kecil, padahal dalam kenyataannya gaji pegawai harus naik," imbuh Adhi.
Berdasarkan situs resmi AJB Bumiputera, produk dibedakan dalam dua kategori, yakni asuransi jiwa perorangan dan asuransi jiwa perkumpulan. Untuk asuransi jiwa perorangan, AJB Bumiputera menawarkan delapan produk, antara lain mitra beasiswa, mitra permata, mitra melati, mitra cerdas, mitra sehat, mitra warisan plus, mitra proteksi mandiri, dan BP smart.
Beberapa produk yang masuk dalam asuransi jiwa kumpulan, yakni asuransi kredit, asuransi ekawaktu, asuransi kecelakaan, mitra mediacare, program kesejahteraan karyawan, dan asuransi idaman.
Lebih lanjut Adhi mengatakan, beberapa agen AJB Bumiputera sudah mulai berjualan polis baru sejak Februari. Namun, polis itu masih bersifat inden (pembelian barang dengan cara memesan dan membayar terlebih dahulu) karena AJB Bumiputera belum menerbitkan polis baru secara resmi.
"Kami masih siapkan sumber daya manusia (SDM) dan sistemnya dulu," katanya.
Ia memastikan, persiapan itu akan segera rampung, sehingga masyarakat yang sudah memesan lebih dulu secara inden bisa mendapatkan polisnya secara resmi.
"Mudah-mudahan kajiannya minggu depan selesai," imbuh adhi.
Saat ini, pengelola statuter tengah mengupayakan perubahan sistem AJB Bumiputera yang selama ini masih konvensional menjadi lebih modern dengan memaksimalkan teknologi.
"Nanti ada pusat sistem. Jadi, bayar premi tidak lewat kantor cabang, tapi langsung ke kantor pusat. Begitu juga dengan klaim," tandas dia.
Adapun, total pendapatan dari premi baru dari polis inden tersebut sudah mencapai sekitar Rp40 miliar hingga akhir pekan lalu, Jumat (2/3). Diharapkan jumlah pendapatan premi baru bisa menembus angka Rp1,5 triliun pada tahun ini.
Harapan itu sebenarnya masih jauh dari kondisi lima tahun terakhir yang rata-rata mendapatkan pendapatan premi sekitar Rp5 triliun per tahunnya. Adhi menyebut, perusahaan berpotensi menuju pada kondisi normal dengan pendapatan premi mendekati Rp5 triliun pada tahun depan.
"Didorong oleh perbaikan-perbaikan dan mulai penjualan tahun ini. Jadi, ada pendapatan baru," jelas Adhi.
(bir)