Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba bersih perbankan hingga sepanjang tahun lalu mencapai Rp131,14 triliun atau naik 24 persen dibanding 2016 sebesar Rp106,54 triliun. Pertumbuhan laba tersebut, tercatat paling tinggi dalam delapan tahun terakhir.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), penyaluran kredit perbankan di akhir tahun lalu tercatat hanya tumbuh 8,2 persen dibanding 2016
(year on year/yoy) menjadi Rp4.737,98 triliun.
Seiring penyaluran kredit tersebut, pendapatan bunga yang selama ini menjadi penopang utama keuntungan perbankan hanya tumbuh 5,3 persen menjadi Rp717,67 triliun. Rendahnya pertumbuhan pendapatan bunga bank, antara lain juga didorong oleh penurunan rata-rata margin bunga bersih
(net interest margin) 5,63 persen menjadi 5,32 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun beban bunga naik dari Rp338,62 triliun menjadi Rp359,57 triliun. Artinya, pendapatan bunga bersih perbankan pun sebenarnya hanya tumbuh 4,4 persen menjadi Rp358,1 triliun.
Di sisi lain, pendapatan operasional bank selain bunga menurun dari Rp249,69 triliun menjadi Rp231,5 triliun. Namun, beban operasional bank selain bunga juga ikut turun dari Rp192,94 triliun menjadi Rp171,72 triliun.
Kenaikan laba perbankan sepanjang tahun lalu, terutama didorong oleh kembali pulihnya laba bank-bank besar akibat membaiknya kualitas kredit. Kredit macet (Nonperforming Loan/NPL) perbankan di akhir tahun lalu turun dari 2,9 persen pada 2016 menjadi 2,6 persen.
PT Bank CIMB Tbk misalnya, membukukan kenaikan laba bersih sebesar 43 persen menjadi Rp3 triliun. Kenaikan laba terutama didorong oleh menurunnya biaya pencadangan perseroan sebesar 18 persen dari Rp4,52 triliun menjadi Rp3,86 triliun.
"Peningkatan progresif terutama terjadi pada pengelolaan kualitas aset, sehingga kami berhasil menurunkan biaya pencadangan sebesar 18 persen. Hasilnya, laba bersih tumbuh 43,0 persen menjadi Rp3,0 triliun," ujar Direktur Utama Bank CIMB Niaga Tigor Siahaan dalam keterangan resmi, Senin (26/2).
Dari sisi kredit, perusahaan mencatatkan pertumbuhan tipis, yaitu 2,8 persen menjadi Rp185,1 triliun. Pendapatan bunga bersih juga hanya tumbuh 2,6 persen menjadi Rp12,4 triliun. Namun, pendapatan nonbunga melejit 18,8 persen menjadi Rp3,4 triliun.
Selain Bank CIMB, kenaikan laba juga dicatatkan Bank Mandiri sebesar 53 persen pada tahun lalu menjadi Rp20 triliun. Kenaikan laba terutama juga didorong penurunan pencadangan dari Rp15,91 triliun menjadi Rp12,22 triliun.
"Kami berusaha terus menjaga kualitas kredit, terlihat saat ini sudah menurun dari 3,81 persen menjadi 3,71 persen. Kami targetkan tahun ini (NPL gross) baru mencapai 3,5 persen," terang Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.
(bir)