Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi menjadi penghalang utama bagi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini, Jumat (9/3).
Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (8/3), rupiah merosot hingga menyentuh level Rp13.816 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis KGI Sekuritas Indonesia, Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa pergerakan IHSG semakin rawan karena cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Februari 2018 turun 2,97 persen menjadi US$128,06 miliar dari Januari 2018 sebesar US$131,98 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berdampak pada sentimen di pasar menjadi negatif, sehingga membatasi kenaikan," terang Yuganur dalam risetnya.
Melihat kondisi di pasar, Yuganur menyarankan pelaku pasar hanya melalukan perdagangan (trading) jangka pendek. Selain itu, pelaku pasar diminta untuk memperhitungkan juga cutloss point demi menghindari banyak kerugian.
"IHSG sudah masuk posisi downtrend minor dan berhenti di konsolidasi," imbuh Yuganur.
Di sisi lain, Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat pelemahan nilai tukar rupiah tak semata membawa dampak negatif bagi Indonesia. Pasalnya, beberapa emiten yang melakukan penjualan ekspor justru mendapatkan manfaat dari kondisi rupiah saat ini.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat," ucap William melalui risetnya.
Selain itu, data ekonomi berupa penjualan ritel diyakini mampu mendorong IHSG bertahan di teritori positif. Makanya, ia optimistis IHSG akan berada dalam rentang support 6.345 dan resistance 6.578.
"Penjualan ritel disinyalir terdapat peningkatan," terang William.
Pada perdagangan kemarin IHSG melonjak 1,17 persen atau 74,75 poin ke level 6.443 setelah bergerak di antara 6.371-6.443. Mayoritas indeks sektoral ditutup positif, khususnya sektor keuangan yang naik sebesar 2,36 persen.
Penutupan IHSG rupanya sejalan dengan pasar saham Wall Street tadi malam, di mana tiga indeks utamanya menguat. Indeks itu terdiri dari Dow Jones yang naik 0,38 persen, S&P500 naik 0,45 persen, dan Nasdaq Composite naik 0,42 persen.
(bir)