Jakarta, CNN Indonesia -- Penerapan biaya isi ulang gopay yang dipatok Rp1.000 per transaksi melalui layanan perbankan ternyata bukan hal baru bagi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank BUMN dengan aset paling gendut ini sudah mengenakan biaya administrasi Rp1.000 per transaksi sejak dua tahun belakangan.
Namun, biaya itu tidak dibebankan langsung ke nasabah perusahaan, melainkan ke Gojek, pemilik sistem pembayaran Gopay. Hal itu tertulis dalam perjanjian kerja sama kedua pihak.
"Sampai sekarang kami juga mengenakan kepada penyelenggara Gopay. Bahwa sekarang Gopay mengenakan biaya isi ulang kepada pelanggan, itu keputusan Gopay, bukan Bank Mandiri," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, besaran pendapatan yang diraup perusahaan dari transaksi isi ulang tersebut belum bisa dipastikan.
Kalaupun manajemen memutuskan bahwa konsumen kini menanggung biaya isi ulang itu, Rohan meyakini minat konsumen untuk melakukan isi ulang melalui perbankan tidak bakal berkurang.
Selama ini, pengenaan biaya untuk isi ulang layanan serupa juga berlaku untuk pengisian pulsa telepon seluler dan uang elektronik di merchant.
"Bergantung masyarakat menyikapinya. Seharusnya, dengan segala kemudahan yang diberikan, biaya isi ulang itu setimpal," imbuhnya.
Mulai 30 April, isi ulang GoPay melalui tujuh bank mitra, yaitu BCA, Bank Permata, Bank CIMB Niaga, BTN, Bank Mandiri, BNI, BRI bakal dikenakan biaya jasa sebesar Rp1.000 per transaksi isi ulang.
Jika pengguna ingin terbebas dari biaya isi ulang, konsumen bisa melakukan isi ulang melalui saluran lain. Salah satunya, langsung kepada pengemudi layanan transportasi GoJek maupun GoCar.
(bir)