PLN Rogoh Kocek Rp15,9 Triliun untuk 'Setrum' 700 Ribu Desa

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 07:08 WIB
PLN menganggarkan biaya investasi Rp15,9 triliun untuk membangun infrastruktur listrik bagi 739.329 pelanggan di wilayah desa pada tahun ini.
PLN menganggarkan biaya investasi Rp15,9 triliun untuk membangun infrastruktur listrik bagi 739.329 pelanggan di wilayah desa pada tahun ini. (Ilustrasi listrik masuk desa/ANTARA FOTO/Nova Wahyudi).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menganggarkan biaya investasi Rp15,9 triliun untuk membangun infrastruktur listrik bagi 739.329 pelanggan di wilayah desa pada tahun ini. Anggaran itu tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp6,2 triliun untuk 498.660 pelanggan di desa.

"PLN membutuhkan belanja modal yang cukup signifikan untuk pembangunan LiSa atau listrik perdesaan kurang lebih Rp15,9 triliun tahun ini," ujar Direktur Perencanaan Korporat Syofvi Felienty Roekman, Kamis (22/8).

Sepanjang tahun lalu, perseroan menargetkan untuk bisa mengalirkan listrik ke 3.660 desa baru yang belum teralirkan listrik, ditambah 1.342 desa lama yang sebagian dari dusunnya belum mendapatkan aliran listrik. Sebagian desa baru itu berasal dari wilayah pemekaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perluasan jaringan distribusi dan sistem kelistrikan yang ada dan yang berdekatan disertai dengan penambahan kapasitas pembangkit yang diperlukan sistem tersebut.
Pembangunan pembangkit skala kecil baik EBT maupun pembangkit lainnya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal, Tower PV, dan Solar Home System serta jaringan distribusi diperlukan untuk melistriki desa terisolasi yang terletak jauh dari desa yang sudah teraliri listrik.

"Bagi daerah yang masih terisolasi, pelosok, dan perbatasan dengan negara tetangga, dimana pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) masih belum terwujud dimungkinkan pengembangan pembangkit berbahan bakar minyak," katanya.

Jika dirinci, kebutuhan investasi terbesar dialokasikan untuk pembangunan Jaringan Tegangan Menengah sepanjang 22.209 kilometer sirkit (kms) senilai Rp9,4 triliun.
Kemudian, Rp2,9 triliun untuk pembangungan Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 13.847 kms, Rp2,5 triliun untuk pembangkit berkapasitas 135.898 kiloWatt (kw) atau kiloWattpeak (kWp), dan Rp1,1 triliun untuk trafo berkapasitas 477.850 kiloVoltAmpere (kVA).


Syofvi menyebut investasi tersebut akan didanai oleh berbagai sumber. Dari kas, perseroan menyiapkan sekitar Rp5 triliun. Kemudian, perseroan juga akan memanfaatkan sisa dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang belum diserap sekitar Rp5 triliun. Kemudian, sisanya perseroan akan memanfaatkan dana dari eksternal seperti pinjaman antar lembaga.

Investasi infrastruktur listrik desa diperlukan perseroan untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik (RDS). Hingga akhir tahun ini, pemerintah dan PLN menargetkan RDS bisa mencapai 100 persen.

Untuk desa yang belum bisa terjamah oleh jaringan PLN, perseroan mendukung program pemerintah dalam penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). Di saat bersamaan, perseroan menargetkan bisa melistriki desa-desa tersebut paling lambat tiga tahun setelah menerima LTSHE. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER