Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah analis optimis kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS), tidak akan serta merta membuat dana asing mengalir keluar (
capital outflow). Pasalnya, sentimen dari keputusan Gubernur The Fed Jerome Powell itu sudah diproyeksikan para pelaku pasar.
Pengamat Pasar Modal Riska Afriani mengatakan potensi
capital outflow setelah The Fed menaikkan bunga acuannya 25 basis poin (bps) tetap ada. Namun, jumlahnya tidak akan besar, karena arus modal keluar sudah deras dalam sebulan terakhir.
Tercatat, sejak awal Maret 2018, capital outfolow mencapai Rp12 triliun. Sementara, periode Januari-Maret 2018 mencapai Rp19,54 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keputusan The Fed ini sudah diterima oleh investor dari jauh-jauh hari sejak diumumkan akan ada kenaikan," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (22/3).
Kalau pun tren
capital outflow masih ada, ia melanjutkan hanya akan terjadi sampai kuartal I 2018. Sebab, memasuki kuartal kedua, sentimen positif menanti menghijaukan indeks saham.
"Awal kuartal II, indeks bisa
rebound. Karena ada
fund raising,
rights issue, dan IPO, sehingga membantu indeks
rebound dan kembali ke level 6.500-6.600 lagi. Lalu, ada juga stimulus rilis laporan keuangan," terang Riska.
Tak hanya itu, pergerakan indeks saham berkapitalisasi besar (
blue chips) yang masih positif juga diproyeksi bisa mengembalikan performa indeks saham.
Hanya saja, setelah
rebound, indeks saham berpotensi melemah pada saat mendekati pengumuman kenaikan suku bunga acuan The Fed yang berikutnya. Memang, The Fed mengisyaratkan menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap.
"Karena tahun ini masih naik dua kali lagi dan akan naik hingga tiga kali pada tahun depan. Jadi, selama masih ada kenaikan tentu akan memengaruhi psikologis pelaku pasar," imbuh dia.
Secara keseluruhan, Riska memperkirakan indeks saham akan mencapai level 6.700 pada akhir tahun ini. Pada kuartal IV biasanya indeks bergerak menguat. "Karena walau terjadi
capital outflow yang dilakukan investor asing, pengaruh dari investor domestik masih cukup tinggi," tuturnya.
Analis Senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menambahkan tidak ada ancaman capital outflow yang berarti dari kebijakan The Fed. Hal ini karena kenaikan
Fed Fund Rate tak setinggi ekspektasi pasar dan sebelumnya telah diantisipasi oleh para pelaku pasar.
"Sepertinya tidak ada (potensi
capital outflow tinggi). Karena naiknya tak signifikan, seperti yang ditakutkan sebelumnya," ucapnya singkat.
(bir)