Taksi Express Gagal Bayar Bunga Utang

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Kamis, 29 Mar 2018 15:04 WIB
Pefindo menurunkan peringkat utang Taksi Ekspress menjadi selective default karena gagal membayar bunga utang obligasi I tahun 2014.
Kinerja Taksi Express belum juga membaik hingga kuartal III 2017. Perusahaan masih merugi sebesar Rp210,57 miliar. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat utang korporasi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) yang merupakan operator Taksi Ekspress menjadi selective default (SD) dari BB- karena perusahaan gagal membayar kupon atau bunga obligasi I tahun 2014.

Analis Pefindo Yogie Surya Perdana menerangkan perusahaan seharusnya membayar kupon obligasi tersebut pada Senin (26/3) lalu. Namun, perusahaan memutuskan untuk menunda kewajibannya tersebut hingga saat ini.

Selain menurunkan peringkat korporasi, Pefindo juga sekaligus menurunkan peringkat obligasi perusahaan dari BB- menjadi D. Menurut Yogie, suku bunga obligasi tersebut sekitar 12,25 persen dengan nilai emisi Rp1 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berarti (pembayaran bunga) kurang lebih Rp30,6 miliar," tutur Yogie kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/3).


Ia menjelaskan penurunan peringkat ini dilakukan satu hari setelah Taksi Ekspress menunda pembayaran tersebut atau pada Selasa (27/3) lalu.

"Penurunan peringkat karena gagal bayar tentu diakibatkan oleh kinerja juga," jelas Yogie.

Seperti diketahui, kinerja Taksi Express belum juga membaik hingga kuartal III 2017. Perusahaan masih merugi sebesar Rp210,57 miliar. Sementara, pendapatan perusahaan anjlok menjadi Rp213,62 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp512,57 miliar.


Sebelumnya, perusahaan juga telah memangkas 400 karyawan hingga Oktober 2017 demi meningkatkan efektifitas kinerja dan efisiensi biaya. Sejumlah karyawan yang dirumahkan merupakan karyawan karyawan kontrak dan harian.

Namun, Direktur Utama Taksi Express Benny Setiawan menjelaskan perusahaan justru berencana menambah 1.000 pemgemudi usai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ratusan karyawannya.

"Kami tidak mengurangi pengemudi, malah rencananya menambah 1.000 pengemudi tahun ini. Jadi yang di PHK kemarin adalah karyawan support, karena memang kami butuh melakukan efisiensi," papar Benny pada Oktober tahun lalu. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER