Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan negosiasi valuasi hak partisipasi (participating interest) Rio Tinto dalam tambang Grasbersg untuk dikonversi menjadi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) rampung pekan ini.
Deputi Bidang Usaha Tambang Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan berdasarkan informasi yang diterimanya, negosiasi antara PT Inalum (Persero) selaku induk usaha BUMN sektor pertambangan, dengan perusahaan tambang asal Australia itu hampir selesai.
"Mudah-mudahan minggu depan sudah dilaporkan ke Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Menteri ESDM," ujar Fajar di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait nilai valuasi PI Rio Tinto, Fajar mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut. Namun, Fajar memperkirakan nilai valuasinya tak akan jauh dari perkiraan Deutsche Bank yang pernah disampaikan melalui rilisnya yang berkisar US$3,3 miliar.
"Tetapi, Deutsche Bank itu dari luar, tidak ikut (negosiasi)," ujarnya.
Hasil valuasi PI tersebut nantinya akan setara dengan 40 persen kepemilikan saham di PTFI. Setelah dilaporkan kepada pemerintah, lanjut Fajar, Inalum selanjutnya akan menyelesaikan skema pengalihan saham Freeport McMoran dari PTFI.
Dengan demikian, skema pengalihan 51 persen saham Freeport kepada pemerintah menjadi jelas dan keseluruhan proses negosiasi antara pemerintah dan perusahaan asal Amerika Serikat itu bisa rampung seluruhnya pada April mendatang.
Adaro Akuisisi Saham Rio TintoDalam perkembangannya, PT Adaro Energy Tbk bersama perusahaan pengelola private equity bidang pertambangan, EMR Capital, mengakuisisi 80 persen saham Rio Tinto di tambang batu bara kokas Kestrel dengan nilai total konsiderasi sebesar US$2,25 miliar.
Tambang Kestrel terletak di Cekungan Bowen, salah satu wilayah utama batu bara metalurgi di dunia. Kestrel memproduksi batu bara kokas keras sebesar 4,25 juta ton (berdasarkan kepemilikan 100 persen) pada 2017. Cadangan yang dapat dipasarkan sebesar 146 juta ton, serta sumber daya sebesar 241 juta ton per 31 Desember 2017.
"Adaro dan EMR mengaku akan bekerja sama mengelola dan mengoperasikan Kestrel dan menjadi produsen batu bara," ujar Sekretaris Perusahaan Adaro Mahardika Putranto dalam keterangan tertulis.
(lav)