Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Polandia bersama perwakilan 15 perusahaan dari berbagai sektor industri berkunjung ke Indonesia untuk mencari peluang
investasi. Mayoritas perusahaan berasal dari sektor energi dan pertambangan.
Para pebisnis dari kedua negara bertemu di Jakarta pada Kamis (12/4), untuk saling mencari peluang kerja sama ekonomi di masing-masing negara. Selain sektor pertambangan, beberapa peluang kerja sama hadir dari sektor teknologi kelistrikan, agrikultur, tenaga kerja, budidaya ikan, dan pendidikan.
Deputi Menteri Luar Negeri Polandia Marek Magierowski berharap pasar di Indonesia lebih terbuka dan bisa bekerja sama dengan pengusaha Polandi. Polandia menawarkan teknologi canggih dan solusi kompetitif untuk pertambangan batu bara dan pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu pembangkit listrik yang akan segera dibangun berada di Lombok oleh Rafako," ujarnya, Kamis (12/4).
Sebagai informasi, perusahaan energi asal Polandia Rafako berhasil memenangkan tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x50 MW di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Indonesia sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, sedangkan Polandia merupakan negara dengan populasi kelima terbesar di Eropa. Dengan predikat kedua negara itu, diharapkan kerja sama ekonomi antara kedua negara lebih kuat dan menguntungkan.
Deputi Menteri Energi Polandia Grzegorz Tobiszowski mengaku Polandia memiliki pengalaman yang panjang dalam membangun dan mengelola sumber energi. Inovasi energi alternatif, lanjutnya, akan menciptakan efisiensi biaya di sektor kelistrikan.
"Kami akan memberi dukungan substantif seperti melatih para ahli, dan suplai solusi teknologi, kerja sama dalam pengadaan dan pengelolaan mesin pertambangan, dan perlengkapan lain," imbuhnya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menilai total investasi Polandia di Indonesia sangat minim, yakni hanya US$2 juta. Makanya, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan nilai investasi antara kedua negara.
"Kami akan melakukan business matching (pencocokkan bisnis) untuk mendorong kerja sama perdagangan dan investasi. Nilai investasi dan dagang sekarang sangat kecil, makanya diharapkan naik," tutur dia.
Ia optimistis dengan reformasi kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah mampu mengalirkan dana investasi yang deras ke Indonesia.
"Indonesia dapat predikat investment grade (layak investasi) dari tiga lembaga rating internasional. Pertumbuhan ekonomi juga bagus, tentu berpotensi untuk investasi di sini," katanya.
Wakil Menteri Energi, dan Sumber Daya (ESDM) Archandra Tahar menerangkan pemerintah akan mendukung kerja sama Indonesia dan Polandia di sektor energi.
Dalam perkembangannya, pemerintah telah memberi kemudahan dalam perizinan investasi. Terbukti, peringkat indeks kemudahan dalam berinvestasi Indoneia naik dari level 91 menjadi 72. Beberapa waktu lalu, pihaknya bahkan menyederhanakan dan memangkas sebanyak 186 aturan terkait sektor energi dan pertambangan.
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F Gontha, dan Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczynska. Sejumlah pengusaha nasional yang turut hadir dalam pertemuan antara lain, Pemilik Trans Corp Chairul Tanjung, petinggi Grup Astra Edwin Soeryadjaya, pimpinan Grup Lippo James Riady, dan sejumlah pelaku ekonomi seperti Erwin Aksa, Shinta Kamdani, dan Sofjan Wanandi.
(bir)