Hampir Seluruh Laba Sampoerna Dibagikan Sebagai Dividen

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Apr 2018 14:44 WIB
PT HM Sampoerna Tbk menyebar dividen sebesar Rp12,48 triliun. Jumlah itu hampir setara dengan perolehan laba perseroan yang sebesar Rp12,67 triliun.
PT HM Sampoerna Tbk menyebar dividen sebesar Rp12,48 triliun. Jumlah itu hampir setara dengan perolehan laba perseroan yang sebesar Rp12,67 triliun. (Dok. Sampoerna).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT HM Sampoerna Tbk menyebar dividen tunai sebesar Rp12,48 triliun atau Rp107,3 per saham. Jumlah tersebut hampir setara dengan perolehan laba perseroan yang sebesar Rp12,67 triliun di sepanjang tahun lalu.

Jika dibandingkan tahun sebelumnya, nilai dividen yang dibagikan merosot tipis, yaitu dari Rp12,53 triliun atau Rp107,7 per lembar saham. Penurunan dividen tak lepas dari turunnya laba bersih perseroan dari tahun sebelumnya, yakni Rp12,76 triliun.

Sebenarnya, penjualan bersih perseroan secara tahunan meningkat empat persen menjadi Rp99,1 triliun. Perusahaan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia dengan pangsa pasar 33 persen dan volume penjualan tahunan sebesar 101,3 miliar batang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kami mencatat kenaikan penjualan bersih pada 2017, meskipun terjadi penurunan volume industri rokok sebesar 2,6 persen akibat melemahnya konsumsi konsumen dan pergeseran perilaku konsumen," terang Direktur Utama Sampoerna Mindaugas Trumpaitis usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (27/4).

Namun, ia melanjutkan, beban pokok penjualan meningkat dari Rp71,61 triliun menjadi Rp74,87 triliun. Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan, kenaikan beban terutama disebabkan oleh melonjaknya beban pita cukai dari Rp42,58 triliun menjadi Rp47,72 triliun.

Trumpaitis mengungkapkan perusahaan tetap konsisten mempertahankan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) dimana pangsa pasar perusahaan mencapai 37,5 persen. Karenanya, ia membantah jika ada tudingan perusahaan telah menjadi perusahaan 'rokok putih'.


Saat ini, segmen SKT telah tergerus dari pergeseran selera konsumen dewasa yang beralih ke produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Guna menyiasatinya, perusahaan melakukan inovasi untuk memperkuat merek. Misalnya dengan meluncurkan Dji Sam Soe 10+2, mempertahankan harga kompetitif pada produk SKT dan berinvestasi pada merek melalui aktivitas pemasaran dan penjualan.

"Kami juga memimpin pasar dengan lebih dari 40 pabrik SKT di Jawa, termasuk lebih dari 60 ribu karyawan langsung dan tidak langsung," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, perusahaan juga mengumumkan kinerja bisnis pada kuartal I 2018. Selama tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan telah menjual 23 miliar batang rokok dan mengusai pangsa pasar 33,2 persen.


Beberapa merek yang menjadi andalan di antaranya Marlboro Filter Black dan Dji Sam Soe Magnum Mild yang menjadi pengembangan merek Dji Sam Soe.

Perusahaan mengantisipasi penurunan industri sebesar 1 hingga 3 persen pada tahun ini. Hal itu sebagai imbas dari kondisi belanja konsumen yang menurun yang diperparah dengan kenaikan harga jual sebagai imbas kenaikan pajak cukai yang lebih tinggi dari tingkat inflasi. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER