Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) awal tahun ini tercatat stagnan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih tumbuh tipi 0,8 persen, meski omzet tercatat turun 1,1 persen pada kuartal I 2018.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengungkapkan Indofood Sukses Makmur meraih laba bersih sebesar Rp1,19 triliun, sedangkan kuartal I 2017 sebesar Rp1,18 triliun.
"Pada awal 2018, kondisi pasar masih tetap menantang," ungkap Anthoni dalam keterangan resmi, dikutip Senin (30/4).
Menurut Anthoni, harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terbilang tertekan pada awal tahun ini. Ditambah, daya beli konsumen belum sepenuhnya pulih karena masih melemahnya tingkat permintaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak heran, jumlah penjualan turun tipis 1,1 persen menjadi Rp17,63 triliun dari sebelumnya Rp17,83 triliun. Bila dirinci, produk Bogasari menyumbang kontribusi pendapatan sebesar 22 persen, agribisnis 15 persen, distribusi 9 persen, dan kelompok usaha strategis produk konsumen bermerek menjadi kontribusi terbesar, yaitu 54 persen.
Di sisi lain, anak usaha perusahaan bernama PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) justru membukukan kenaikan laba bersih sebesar 11,1 persen pada kuartal I 2018 menjadi Rp1,21 triliun dari Rp1,09 triliun.
"Marjin laba bersih meningkat menjadi 12,3 persen dari 11,5 persen. Core profit tumbuh delapan persen," kata Anthoni.
Kenaikan laba bersih Indofood CBP Sukses Makmur tak lepas dari naiknya pendapatan perusahaan sebesar 4,5 persen dari Rp9,46 triliun menjadi Rp9,88 triliun.
Penyumbang pendapatan terbesar pada awal tahun ini masih berasal dari divisi mi instan sebesar 65 persen. Sisanya dikontribusi oleh divisi dairy sebesar 19 persen, makanan ringan tujuh persen, penyedap makanan tiga persen, nutrisi dan makanan khusus dua persen, serta minuman empat persen.
"Kami senang bahwa kami dapat mencatatkan pertumbuhan yang baik pada kuartal pertama ini, meskipun tingkat permintaan masih kurang menggembirakan," papar Anthoni.
Namun begitu, Anthoni mengaku masih optimis perusahaan dapat terus mencatatkan pertumbuhan keuntungan karena kondisi pasar akan membaik dalam beberapa waktu ke depan.
(lav)