Libur Lebaran, Omzet Industri Makanan 'Bolong' Rp50 Triliun

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mei 2018 15:51 WIB
Industri makanan dan minuman (mamin) berpotensi kehilangan omzet mencapai Rp50 triliun secara nasional jika pemerintah menerapkan libur Lebaran 10 hari.
Ilustrasi produk makanan. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri makanan dan minuman (mamin) berpotensi kehilangan omzet mencapai Rp50 triliun secara nasional, jika pemerintah benar-benar menerapkan kebijakan libur Lebaran 2018 menjadi 10 hari.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman menyebut jumlah potensi kehilangan pendapatan itu sekitar 30 persen dari rata-rata pendapatan industri mamin nasional sebesar Rp150 triliun.

"Kalau secara nasional kan industri mamin, dari perusahaan besar sampai kecil pendapatannya rata-rata Rp1.700 triliun, jadi per bulan biasanya rata-rata Rp150 triliun. Kalau 30 persen, Rp50 triliun," papar Adhi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/5).

Pasalnya, kata Adhi, perusahaan mamin otomatis tak bisa melakukan pengiriman barang selama libur Lebaran tersebut. Padahal, penjualan mamin dihitung dari total pengiriman barang per harinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penjualan itu identik dengan apa yang dikirim, tidak ada pengiriman ya tidak ada penjualan," jelas Adhi.

Makanya, ia berharap pemerintah kembali mengembalikan aturan cuti bersama tahun ini seperti tahun sebelumnya, yakni sebanyak empat hari. Sehingga, total libur Lebaran tahun ini hanya enam hari.

Sementara itu, pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan baru untuk menambah cuti bersama sebanyak tiga hari. Dengan begitu, total libur Lebaran menjadi tujuh hari dan libur Lebaran menjadi 10 hari termasuk Sabtu dan Minggu.

"Kami kan masing-masing perusahaan sudah punya perencanaan pada awal tahun ini untuk sepanjang tahun. Jadi kami keberatan jika ada perubahan di tengah jalan seperti ini," ucap Adhi.

Tak hanya rugi soal bisnis, Adhi menilai penambahan cuti bersama Lebaran juga akan mengganggu jadwal masing-masing karyawan yang kemungkinan telah memiliki rencana sendiri.

Oleh karena itu, Adhi menyebut perusahaan mamin kemungkinan besar akan mengusahakan tetap mengikuti kebijakan lama dengan total cuti Lebaran sebanyak empat hari.


"Kasihan juga karyawan yang mungkin ternyata masa cutinya sudah habis, ini jadi mengganggu rencana masing-masing pihak," terang Adhi. (lav/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER