Rupiah Hanya Sementara di Level Rp14 Ribu per Dolar AS

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mei 2018 08:31 WIB
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan kembali berada di bawah level Rp14 ribu per dolar AS, seiring intervensi yang kemungkinan bakal dilakukan BI.
Nilai tukar rupiah melemah hingga ke level Rp14 ribu pada perdagangan kemarin, Senin (7/5). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah diperkirakan akan kembali berada di bawah level Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat (AS), seiring intervensi yang kemungkinan bakal dilakukan Bank Indonesia

Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimis nilai tukar rupiah tidak akan lama bertahan di level Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam penutupan perdagangan kemarin, Senin (7/5), nilai tukar rupiah terkoreksi 56 poin atau 0,4 persen ke level Rp14.001 per dolar AS.

"Ya memang tembus Rp14 ribu, tapi memang seharusnya tidak bertahan di angka itu," tutur Darmin, Senin malam (7/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia yakin Bank Indonesia (BI) akan melakukan upaya terbaik agar nilai tukar rupiah tak semakin terjungkal. Namun, hal ini memang perlu menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar tiap pertengahan bulan.

"BI akan melakukan langkah-langkah dalam RDG bulanan," terang Darmin.

Kendati demikian, Darmin menyebut pergerakan rupiah yang anjlok hingga Rp14 ribu tidak perlu direspons sebagai hal yang aneh. Pasalnya, bukan hanya rupiah yang sedang terdepresiasi terhadap dolar AS.

"Ya kalau kurs sebenarnya bergerak dan itu sama-sama juga dengan negara lain. Jadi rupiah tidak sendirian," tandas Darmin.

Ia melanjutkan, secara logika memang suatu negara harus memilih antara menjaga nilai tukar negaranya dan mempertahankan suku bungam ketika nilai tukar negaranya tengah bergejolak.

"Kecuali dalam situasi tenang, itu soal lain," ucap Darmin.


Sebelumnya, pengamat pasar modal dari Buana Capital Suria Dharma mengungkapkan jika BI terus mempertahankan suku bunga di level 4,25 persen ketika The Fed agresif menaikkan suku bunganya, maka nilai tukar rupiah terus tertekan.

Sebaliknya, nilai tukar rupiah akan menanjak jika BI menaikkan suku bunga karena investor akan kembali tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"Tapi kalau naik efeknya ke perbankan, dengan suku bunga sekarang aja pertumbuhan kredit masih belum tinggi," ujar Suria.

Namun, hal ini kembali menjadi keputusan bank sentral Indonesia. Hanya saja, rencana kenaikan suku bunga The Fed terus membayangi pergerakan rupiah.

"Karena kan misalnya bank di AS menawarkan bunga lebih tinggi, kalau Indonesia tidak menaikkan suku bunga jadi investor lebih memilih kembali ke AS saja, rupiah kena," pungkas Suria.


Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri juga menilai rupiah bakal kembali ke level Rp13.900 per dolar AS pada perdagangan har ini. 

"Bisa dilihat levelnya besok balik, karena Bank Indonesia pasti tidak akan tinggal diam melihat nilai tukar rupiah bertengger di angka Rp14 ribu per dolar AS," kata Reny.

Reny mengatakan bahwa kondisi rupiah di atas Rp14 ribu dapat membahayakan. Rupiah berpotensi tertekan lebih dalam lagi, jika tak ada langkah lanjutan dari bank sentral untuk mengatasi permasalahan nilai tukar rupiah.

"Harus ada penjagaan supaya stabilitas keuangan tetap terjaga, cadangan devisa saat ini cukup sehat, terakhir masih di atas US$100 miliar," kata Reny.


Reny menerangkan pemerintah juga dapat melakukan upaya untuk mengembalikan nilai rupiah, di antaranya, melakukan lelang surat utang dengan bunga yang menarik. 

"Seperti menawarkan suku bunga lebih tinggi sehingga deposit bisa meningkat, jadi ada usaha asing masuk lagi ke pasar negeri," tuturnya.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economic Piter Abdullah menilai pelemahan rupiah hanya bersifat sementara. 

"Fundamental ekonomi kita masih cukup baik, oleh karena itu paling lambat setelah proses normalisasi suku bunga di AS selesai, gejolak nilai tukar uang akan mereda," terang Piter saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com.


Menurut Piter, ketika gejolak ekonomi global mereda, maka tekanan terhadap rupiah akan berkurang. Saat itu, rupiah pun akan kembali ke nilai fundemantelnya di sekitar angka Rp13.500 - Rp13.600.

Namun, Piter mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi masih berkisar 3 persen dan dapat diatasi. Ia juga meyakinkan Bank Indonesia pasti akan mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi saat ini.

"Bank Indonesia harus kerja keras meyakinkan pasar agar tenang dan tidak menambah demand akan dolar untuk keperluan tidak penting," tutur Piter. (agi/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER