Valuasi Gojek Kalahkan Kapitalisasi Pasar Indosat dan XL

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Rabu, 09 Mei 2018 08:55 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengklaim valuasi empat unicorn di Indonesia sudah melampaui empat perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengklaim nilai valuasi empat unicorn di Indonesia sudah melampaui empat perusahaan telekomunikasi di Indonesia. (Dok. Astra International)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengklaim nilai perusahaan (valuasi) empat unicorn di Indonesia sudah melampaui empat perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

Empat operator tersebut, di antaranya PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom, dan 3 Hutchinson.

"Indosat sudah 30 tahun lalu berdirinya, XL 20 tahun lalu berdirinya," ucap Rudiantara, Selasa (9/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, keempat unicorn yang dimaksud Rudiantara masih terbilang baru atau belum mencapai 10 tahun, yakni Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.


Unicorn merupakan perusahaan rintisan (startup) yang memiliki nilai valuasi di atas US$1 miliar.

"Nilai kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) empat perusahaan operator juga kalah dari empat unicorn itu," sambung Rudiantara.

Tiga dari empat perusahaan operator telekomunikasi tersebut merupakan perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ketiga perusahaan tersebut, yakni Indosat, XL Axiata, dan Smartfren.

Mengutip data BEI per Selasa (8/5), nilai kapitalisasi XL Axiata sebesar Rp19,18 triliun, Indosat sebesar Rp18,68 triliun, dan Smartfren sebesar Rp5,91 triliun.


Sementara bila dilihat dari sisi aset masing-masing emiten sepanjang 2017, XL Axiata memiliki aset sebesar Rp56,32 triliun, Indosat sebesar Rp50,66 triliun, dan Smartfren sebesar Rp20,7 triliun.

Melihat potensi dari startup di Indonesia, Rudiantara mengaku tak akan membuat regulasi yang memberatkan. Salah satu yang akan dilakukan adalah membuat prosedur perizinan yang mudah menggunakan e-registrasi.

"Ini karena berhadapan dengan anak muda Indonesia yang pola pikirnya beda," tutup Rudiantara. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER