Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan mempengaruhi penjualan produk-produk bernuansa islam di bulan puasa dan lebaran mendatang di Indonesia.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), per Jumat (11/5) nilai tukar rupiah mencapai Rp14.048 per dolar AS.
Menurut pengamat bisnis Yuswohady nilai tukar dolar itu tidak akan mempengaruhi konsumen muslim untuk berbelanja produk bernuansa islam karena bulan puasa dan lebaran adalah momen istimewa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puasa lebaran ini suatu momen yang istimewa, jadi ini lekang dari inflasi, lekang dari dolar, lekang dari apapun," ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/5).
Konsumen, kata dia akan cenderung tidak mengerem belanja produk-produk muslim di bulan puasa dan lebaran, bahkan jika nilai tukar dolar AS mencapai Rp15 ribu sekalipun.
"Karena perayaan itu sekali selama setahun dan dia gunakan momentum sebulan itu untuk dihabis-habisin, dimanfaatkan sebaik mungkin. Aktivitas customer untuk konsumsi produk halal syariah segala macam itu justru makin tinggi," kata Yuswohady.
Momentum ini, menurut dia, dapat dimanfaatkan produsen untuk menjual produk-produk yang bernuansa islami. Produsen pun tidak akan kesulitan untuk menjual produk-produk muslim di bulan puasa.
"Jadi sebenarnya jualan produk muslim di puasa dan lebaran itu enggak sulit. Hanya saja, konteksnya adalah cara memaksimalkannya, karena orang sedang senang-senangnya belanja lagi, jadi itu dimanfaatkan sebaik mungkin menciptakan
benefit itu," tutur dia.
Menurutnya, dampak dari pelemahan dolar ini akan terasa pada sebulan setelah lebaran dan puasa. Setelah bulan puasa, tingkat konsumsi masyarakat akan menurun terutama untuk produk-produk bernuansa Islam ini.
(vws/arh)