Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Keuangan menyebut
total utang yang sudah ditarik pemerintah sepanjang Januari hingga April 2018 mencapai Rp187,2 triliun. Angka itu terbilang lebih kecil 3,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp193,6 triliun.
Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa turunnya pertumbuhan ini berkorelasi dengan pendapatan negara yang semakin membaik. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun terus berkurang.
Ia bilang, realisasi pendapatan negara hingga April sudah mencapai Rp527,8 triliun atau lebih baik 13,28 persen dibanding tahun sebelumnya yakni Rp465,9 triliun. Pertumbuhan ini ternyata masih lebih besar dibanding pertumbuhan belanja negara yang sebesar 8,32 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ujung-ujungnya, keseimbangan primer semakin baik yakni mencatat surplus Rp24,2 triliun per akhir April atau membaik dari bulan sebelumnya Rp2,7 triliun. Jika keseimbangan primer membaik, maka defisit APBN juga membaik. Tercatat, defisit APBN per April ada di angka 0,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau turun dari tahun sebelumnya 0,53 persen dari PDB.
"Jadi dengan menurunnya penarikan pembiayaan antara Januari hingga April bisa dibilang APBN semakin sehat. Ini menunjukkan konsistensi keuangan negara, utamanya kebijakan utang yang selama dijadikan sorotan berbagai pihak," ujar Sri Mulyani, Kamis (17/5).
Selain itu penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) per April yang mencapai Rp189,7 triliun juga lebih kecil 6,45 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp202,8 triliun. Meski demikian, secara
outstanding, total utang pemerintah tumbuh 13,99 persen.
Hingga akhir tahun nanti, ia optimistis defisit APBN akan bergerak di kisaran 2 persen, atau bahkan lebih baik ketimbang target APBN 2018 yakni 2,19 persen. Dengan demikian, seharusnya pembiayaan yang dilakukan pemerintah bisa tetap stabil dan tidak terlalu melonjak.
"Kami melihat sampai akhir tahun nanti optimistis melakukan realisasi pembiyaan untuk APBN secara stabil," pungkas dia.
Hingga akhir April, pemerintah telah mengambil pembiayaan sebesar Rp187,2 triliun. Angka ini tercatat 46,9 persen dari target pembiayana tahun ini sebesar Rp399,2 triliun.
(agi)