Jakarta, CNN Indonesia --
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengakui kenaikan
suku bunga acuan Bank Indonesia (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) akan menambah beban biaya perusahaan.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk ekspansi akan meningkat, karena beban bunga kredit berpotensi naik usai suku bunga acuan dinaikkan.
Namun, Hariyadi cukup memaklumi keputusan BI karena nilai tukar rupiah terus tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, kenaikan suku bunga acuan diharapkan bisa kembali membuat rupiah terapresiasi.
"Tentu semua menjadi beban, rupiah melemah dan suku bunga naik. Semuanya beban, tapi memang kalau BI tidak melakukan itu maka tekanannya akan lebih besar," ucap Hariyadi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, mayoritas perusahaan di Indonesia masih mengandalkan impor. Dengan demikian, dana yang perlu dikeluarkan untuk membayar barang impor itu lebih besar dari sebelumnya karena rupiah kian melemah.
"Indonesia sebagai negara importir juga tertekan," imbuh Hariyadi.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah impor pada April 2018 melonjak 11,28 persen menjadi US$16,09 miliar dibandingkan dengan Maret 2018 yang mencapai US$14,46 miliar.
Jumlah impor itu terdiri dari barang konsumsi sebesar US$1,51 miliar, bahan baku/penolong sebesar US$11,96 miliar, dan barang modal sebesar US$2,62 miliar.
"Jadi semua kondisi perlu hati-hati, daya beli juga kan belum normal. Bisa dilihat dari kondisi ritel di dalam negeri yang justru menurun pada 2017 dan sekarang stagnan," papar Hariyadi.
Kendati begitu, Apindo masih akan melihat dampak pengaruh dari pertumbuhan perusahaan kepada pertumbuhan ekonomi setelah kenaikan suku bunga acuan tersebut. Tahun ini, Apindo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, lebih rendah dari prediksi pemerintah yang mencapai 5,4 persen.
"Kami belum ada revisi target pertumbuhan ekonomi, biasanya Apindo akan kaji pada pertengahan tahun. Perkembangan saat ini memang luar biasa," tutur Hariyadi.
Ia menambahkan, dampak dari kenaikan suku bunga acuan memang tak akan langsung dalam hitungan hari. Setidaknya, jumlah beban biaya kredit akan disesuaikan satu bulan kemudian.
(lav/bir)