Jakarta, CNN Indonesia --
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pihak terkait untuk mengaudit kehandalan tempat peristirahatan di jalan tol sebagai persiapan
mudik Lebaran 2018.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyebutkan bahwa pihak terkait yang dapat melakukan audit tersebut, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Korlantas Mabes Polri, pengelola jalan tol, dan dinas perhubungan setempat. Audit pada tempat istirahat diperlukan lantaran terbangunnya Tol Trans Jawa dari Merak hingga Surabaya pada Lebaran tahun ini akan mengakibatkan bangkitnya lalu lintas signifikan di jalan tol. Tempat istirahat yang tak mempuni pun dinilai dapat turut menjadi pemicu kemacetan di jalan tol.
"Sangat mungkin kemacetan di jalan tol akan lebih parah daripada kemacetan mudik Lebaran tahun sebelumnya. Pemudik akan bereforia menggunakan jalan tol Transjawa sebagai jalur utama, apalagi diberikan diskon tarif tol," ujar Tulus dikutip dari Antara, Senin (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia menilai diperlukan manajemen lalu lintas yang lebih cerdas dan kreatif agar hal itu tidak terjadi. Tulus menyebut beberapa hal yang perlu diaudit pada tempat istirahat di sepanjang jalan tol adalah terkait akses air bersih, pengelolaan toilet, tempat ibadah, SPBU, hingga harga makanan di area itu.
Pertama, akses air bersih di toilet harus dipastikan cukup, khususnya toilet umum untuk perempuan. Selain itu, perlu disediakannya toilet portabel guna mengantisipasi antrian panjang di toilet.
"Maksimum antrian di toilet perempuan seharusnya tidak lebih dari lima orang. Antrian panjang itulah yang memicu pemudik menjadi lebih lama berada di
rest area," katanya.
Kedua, pastikan kondisi toilet bersih dengan petugas jaga yang jelas, termasuk apakah gratis atau tidak.
"Konsumen perlu informasi yang jelas dan konsisten terkait hal itu. Jangan dinyatakan toilet gratis, tapi petugasnya minta uang kepada konsumen. Idealnya gratis karena itu bagian dari pelayanan," katanya.
Ketiga, perlu disediakannya mushola tambahan. Sebab faktanya, antrian berjubel bukan hanya di toilet, tapi juga di musala/masjid di
rest area.
Keempat, pastikan tidak terjadi antrian panjang saat mengisi BBM di SPBU. Ekor antrian itulah yang biasanya memicu kemacetan hingga badan jalan tol.
Kelima, harus dilakukan buka tutup di
rest area tertentu. Rest area di jalan tol yang sudah melebihi kapasitas, maka harus ditutup dan dialihkan pada rest area berikutnya, sampai kondisi lalu lintas mencair kembali
Keenam, pengelola jalan tol juga harus mengontrol harga makanan dan minuman, agar para pemilik warung tidak menjadikan aji mumpung, mengenakan harga pada konsumen seenaknya.
"Daftar harga harus dicantumkan pada daftar menu," pungkasnya.
(antara)