Jakarta, CNN Indonesia -- Isu melemahnya
daya beli tak menciutkan nyali sebagian
peritel berbisnis selama
Ramadan. Bahkan, beberapa peritel menatap penuh optimisme penjualan selama Ramadan lebih bergairah ketimbang bulan-bulan biasanya.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), misalnya, yang optimis penjualan selama Ramadan dan Lebaran bisa mendongkrak pertumbuhan hingga 20 persen. Angka pertumbuhan sesuai tren Ramadan dan Lebaran tahun-tahun yang sebelumnya.
"Transaksi di Ramadan meningkat dibandingkan bulan biasanya, khususnya di ritel," ujar Head of Corporate Communications MAPI Fetty Kwartati kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (23/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hingga awal Ramadan ia mengaku belum melihat peningkatan penjualan. Merujuk pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, transaksi baru akan meningkat tajam jelang dua pekan sebelum perayaan Lebaran.
"Daya beli masyarakat ada, penjualan Ramadan kontribusinya 10 persen terhadap total penjuaan satu tahun," jelas Fetty.
Setali tiga uang, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) juga menetapkan target penjualan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini naik 20 persen. Jumlah itu sama persis dengan pertumbuhan penjualan perusahaan saat Ramadan dan Lebaran tahun lalu.
"Lebaran memang meningkat, tapi tidak seperti ritel lain mungkin. Misalnya, department store. Mungkin sekitar 20 persen," terang Sekertaris Perusahaan Helen Tanzil.
Kemudian, Sekretaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) Setyadi Surya mengklaim pihaknya juga menargetkan penjualan yang lebih pada momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini karena jumlah barang yang disediakan juga bertambah.
"Kami mengharapkan penjualan Juni dapat memberikan kontribusi sebesar 25 persen dari total penjualan setahun," terang Setyadi.
Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) juga meramalkan penjualan makanan dan minuman selama Ramadan dan Lebaran tahun ini meningkat 20 persen dibanding dengan bulan sebelumnya.
Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman mengatakan prediksi itu jauh lebih tinggi dari realisasi peningkatan penjualan makanan dan minuman selama Ramadan dan Lebaran tahun lalu yang hanya lima persen.
"Lebaran tahun lalu (pertumbuhan tipis) karena masalah daya beli masyarakat, lalu bersamaan dengan anak masuk sekolah," tandas Adhi.
(bir)