Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai target
pertumbuhan ekonomi pemerintah tahun depan terlalu optimis, mengingat realisasi rata-rata pertumbuhan ekonomi sejak 2015 hingga kuartal I 2018 cuma 5 persen.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan sasaran pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,4 persen hingga 5,8 persen. Rencana itu tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2019.
Anggota Fraksi PKS Andi Akmal Pasludin meminta pemerintah lebih realistis dalam menyusun target pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, perekonomian global masih diwarnai oleh ketidakpastian, selama tiga tahun terakhir pemerintah masih gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 2015 hingga kuartal I-2018, realisasi rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya 5 persen," ujarnya saat menyampaikan tanggapan fraksi PKS terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2019 dalam Sidang Paripurna DPR di Gedung DPR, Kamis (24/5).
Andi mengingatkan pemerintah juga gagal memenuhi janji pertumbuhan ekonomi yang meroket sesuai Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, dimana target pertumbuhan ekonomi ditargetkan 7,9 persen.
"Sampai saat ini, pertumbuhan ekonomi masih lamban dan belum ada tanda-tanda perbaikan ekonomi yang signifikan," katanya.
Anggota Fraksi PKB Fathan Subchi menyebut target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebetulnya tak jauh berbeda dengan target pertumbuhan 2018 yang dipatok 5,4 persen. Namun, target itu juga terancam tidak tercapai mengingat faktor-faktor pendongkrak perekonomian masih belum pulih.
"Konsumsi rumah tangga belum pulih sepenuhnya. Kinerja ekonomi nasional juga masih tergantung pada harga komoditas internasional," terang Fathan.
Selain itu, pemerintah juga mendapatkan tantangan dari pelemahan nilai tukar rupiah karena menekan keyakinan konsumen dan pelaku usaha. Belum lagi kenaikan harga minyak dunia yang memberikan tekanan terhadap harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif listrik.
Sukiman, anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menuturkan target asumsi makro pemerintah masih terlalu optimistis.
"Asumsi makro yang diajukan pemerintah sangat optimistis mengingat kondisi perekonomian dunia masih penuh ketidakpastian, sehingga mempengaruhi kondisi perekonomian nasional," jelasnya.
Sementara itu, Anggota Fraksi PDI Perjuangan Adisatriya Suryo Sulisto menyatakan dukungan fraksinya terhadap target pertumbuhan ekonomi pemerintah 2019. Dengan catatan, pemerintah harus memperbaiki target pembangunan dengan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
"Kami mengharapkan pertumbuhan ekonomi bisa menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja, mempermudah pinjaman pada industri padat karya, neraca ekspor impor terjaga, dan BUMN serta swasta bisa menjadi penggerak ekonomi nasional," imbuh dia.
Selanjutnya, pemerintah bakal memberikan tanggapan atas masukan anggota dewan pada Sidang Paripurna berikutnya.
(bir)