Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 berada di kisaran 5,15 persen, didorong oleh stimulus pembayaran
THR dan gaji ke-13 bagi PNS, TNI, Polri, dan pensiunan.
Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan pada kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen maupun kuartal II 2017 yang berada di kisaran 5,01 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pemberian gaji ke-13 dan THR akan membuat kontribusi pertumbuhan dari indikator konsumsi rumah tangga meningkat. Pasalnya, masyarakat memiliki tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk konsumsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat yang bersamaan, tingkat inflasi secara tahunan hingga April 2018 terkendali di kisaran 3,41 persen. Hal ini membuat harga sejumlah kebutuhan tidak meningkat tajam. Dengan begitu, konsumsi masyarakat seharusnya bisa meningkat dengan pesat.
"Perkiraan kami bisa lebih tinggi dari 5,1 persen, bahkan mencapai 5,15 persen," ujar Perry di kantornya, Jumat (25/5).
Selain membuat konsumsi rumah tangga meningkat, Perry bilang, pemberian gaji ke-13 dan THR juga akan meningkatkan kontribusi indikator konsumsi pemerintah ke pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. "Ini yang akan jadi stimulus fiskal khususnya di kuartal II," imbuhnya.
Di sisi lain, Perry menyebut terdapat risiko yang perlu diwaspadai, yaitu terkait meningkatnya defisit transaksi berjalan
(Currenct Account Deficit/CAD)."Nanti jangan kaget, karena memang kalau kuartal II itu, transaksi berjalan meningkat karena memang ada pembayaran dividen, kupon, dan lainnya," katanya.
Kendati begitu, Perry meyakini bahwa CAD tetap akan berada di rentang target bank sentral nasional sebesar 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan akan mencairkan THR Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan pada awal Juni 2018. Sedangkan gaji ke-13 akan dicairkan pada awal Juli 2018.
Berdasarkan anggaran, pemerintah menyiapkan pembayaran gaji ke-13 mencapai Rp5,24 triliun, tunjangan kinerja (tukin) ke-13 Rp5,79 triliun, dan untuk pensiunan Rp6,85 triliun.
(agi/bir)