Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 3.000 karyawan
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ancam tebus polis
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 bila persoalan yang membelit perusahaan
asuransi jiwa tertua tersebut tak kunjung selesai.
Seperti diketahui, AJB Bumiputera mengalami permasalahan keuangan. Aset dan kewajibannya timpang jauh. Gangguan kesehatan keuangan itu bahkan menahun dalam beberapa tahun terakhir.
Sekretaris Jenderal DPP Serikat Karyawan (Sekar) Telkom Abdul Karim mengungkapkan niat mengajukan klaim kepada AJB Bumiputera terbersit sejak 2016 lalu. Alasannya, Sekar Telkom khawatir persoalan keuangan perusahaan mempengaruhi pembayaran klaim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak 2016, kami pantau sudah ada tanda-tanda tidak beres. Apalagi, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) ambil alih operasional melalui pengelola statuter menggantikan peran direksi. Kami juga pantau dari media massa," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (25/5) malam.
Ia menjelaskan polis asuransi yang dimiliki Telkom di AJB Bumiputera adalah asuransi kesehatan. Artinya, perusahaan maupun karyawan Telkom tidak mendapatkan keuntungan nilai tunai dari produk tersebut.
Namun, Sekar Telkom khawatir permasalahan keuangan AJB Bumiputera bisa mengancam fasilitas kesehatan karyawan saat berkunjung ke rumah sakit. Apalagi, jumlah karyawan yang diasuransikan tidak sedikit.
"Jadi, Telkom kan ada asuransi kesehatannya. Nah, untuk karyawan yang masuk di atas tahun 2002 itu menggunakan AJB Bumiputera. Ada sekitar 3.000 karyawan," terang Abdul.
Setiap tahun, sambung dia, manajemen Telkom merogoh kocek setidaknya Rp3 juta - Rp4 juta untuk membayar polis asuransi setiap karyawan.
"Makanya, kami sempat khawatir. Itu kan fasilitas. Takutnya kalau AJB Bumiputera semakin parah, karyawan tidak mendapatkan fasilitas yang sudah diberikan kantor," imbuhnya.
Saat ini, ia menegaskan Sekar Telkom turut memerhatikan kinerja AJB Bumiputera. Tak cuma itu, Sekar Telkom juga membangun komunikasi dengan pengelola statuter dan OJK untuk mendapatkan kondisi terkini perusahaan asuransi berbadan usaha mutual tersebut.
Menurut Abdul, pertemuan Sekar Telkom dengan pengelola statuter dan OJK sudah terjadi lebih dari satu kali. Dalam pertemuan itu, baik AJB Bumiputera maupun OJK, memberikan keyakinan kepada Telkom untuk tetap bekerja sama.
"Kami diberikan penjelasan ya. Saat ini, kami cukup percaya. Jadi, tahun ini masih bertahan," kata Abdul.
Namun, apabila restrukturisasi AJB Bumiputera belum juga membaik, maka Sekar Telkom akan mengkaji kerja sama asuransi kesehatan untuk tahun berikutnya.
"Kalau masalah tidak selesai-selesai, ya kami mau amankan aset kami. Saya pantau terus ini hari per hari dan saya infokan ke anggota. Itu selalu. Kami punya jadwal. Akhir tahun jadi waktu yang sangat berarti bagi kami. Batas waktu kami sampai akhir tahun," tandasnya.
(bir)