Petani Kopi Puntang Keluhkan Bantuan Pupuk pada KSP Moeldoko

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mei 2018 16:40 WIB
Dalam kunjungan KSP Moeldoko, Ketua Kelompok Tani Kopi Puntang mengeluhkan soal bantuan pupuk yang tak diterima pihaknya.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko (kiri) mengikuti acara panen kopi di kawasan Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, 29 Mei 2018. (CNN Indonesia/Huyogo)
Bandung, CNN Indonesia -- Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengikuti acara panen kopi di kawasan Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Selasa (29/5).

Dalam acara panen kopi tersebut, petani kopi mencuri waktu untuk menyampaikan aspirasi soal kesulitan mendapatkan bantuan pupuk yang diprogramkan pemerintah.

Ketua kelompok tani Murbeng Puntang Ayi Suteja mengatakan, sejak 2012 lalu pihaknya menggunakan lahan Perhutani. Namun, selama bertani kopi belum ada bantuan yang dirasakan termasuk soal pupuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk yang di perhutanan masih jauh dari bantuan. Ini kurang tersentuh dalam bantuan-bantuan," kata Ayi.


Padahal, Ayi telah melejitkan kopi Gunung Puntang setelah tampil dalam pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Kopi Gunung Puntang besutan Ayi terjual dengan harga tertinggi yaitu US$55 per kilogram atau Rp750.000 per kilogram.

Kopi Gunung Puntang juga turut diseleksi untuk mengikuti pameran SCAA. Dalam seleksi yang melibatkan 74 kopi asal Indonesia, menurut kurator kopi dari Caswells Coffee, kopi Gunung Puntang memiliki cupping score tertinggi dari 17 specialty coffee. Itu pun membuat kopi puntang yang akhirnya diikutkan dalam pameran. Kopi Gunung Puntang paling direkomendasikan dengan skor tertinggi 86,25.

"Kita memang masih baru dari 2012. Belum dikenal kelompok taninya, cuma kopinya yang terangkat," ucap Ayi.

Menanggapi hal itu, Moeldoko memberi saran kepada para petani kopi Puntang untuk bergabung ke dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Sebab, kata dia, budidaya kopi di area hutan seluas dua hektare dengan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ini masih menggunakan LMDH (Lembaga Masyarakat Daerah Hutan).

"Kelemahan LMDH ini tidak bikin Gapoktan. Semua subsidi untuk petani bisa mengajukan dari Gapoktan. Semua ajuan itu dikirimkan melalui Dirjen Holtikultura dan akan langsung memberikan bantuan," jelasnya.


Pada kesempatan itu, Moeldoko yang juga menjabat Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu mengaku ingin melihat langsung perkebunan kopi puntang yang telah diakui biji kopinya oleh dunia.

" saya sangat tertarik melihat bahwa ini sebuah potensi yang perlu kita kembangkan. Saya harap ke sini nilai kopi ini mengalami peningkatan," ujar Moeldoko.

Dalam pantauan CNNIndonesia.com, Moeldoko bersama rombongannya memetik langsung kopi sekaligus melihat tempat produksi kopi milik kelompok tani Murbeng Puntang.

"Saya masih lihat kelemahan, satu pohon kopi masih dua kilogram dan ingin kita intensifkan lagi menuju 5 kilogram," ucapnya. (hyg/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER