Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani berharap kenaikan
suku bunga acuan Bank Indonesia tidak berdampak pada pergerakan suku bunga pinjaman.
Pasalnya, menurut dia, apabila suku bunga pinjaman turut terkerek akan berdampak negatif dan menambah beban pengusaha yang tengah melakukan pinjaman.
"Jangan sampai kemudian malah sudah situasi seperti ini menambah biaya bagi pengusaha yang ada pinjaman. Kami juga berharap jangan sampai berpengaruh terhadap suku bunga pinjaman," terang dia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Shinta tersebut menyikapi kebijakan bank sentral yang menaikkan suku bunga acuan (BI 7 Days Repo Rate/7DRR) sebanyak 25 basis poin menjadi 4,75 persen.
Kendati demikian, Shinta bilang dunia usaha
mahfum akan kebijakan tersebut. Pasalnya, hal tersebut merupakan salah satu upaya intervensi BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Menurut dia, BI tidak punya banyak pilihan untuk menguatkan rupiah, dan menaikkan suku bunga acuan menjadi salah satu pilihan yang harus diambil oleh BI.
"Itu jadi salah satu intervensi BI untuk bisa menstabilisasi rupiah, kami mau bilang apa karena kan pelemahan rupiah merugikan dunia usaha juga jadi ini adalah salah satu siasat yang dilakukan pemerintah," imbuhnya.
Kendati demikian, dia bilang, dunia usaha tidak sepenuhnya mendukung kebijakan tersebut. Namun, Shinta bisa mengerti langkah BI menaikkan suku bunga untuk mencegah dampak negatif kedepannya.
"Kami tidak bisa bilang mendukung, tapi tidak banyak pilihan lah begitu. Kalau mendukung ya mungkin enggak tapi tapi kami tidak punya banyak pilihan lain karena buat kami faktor pelemahan rupiah juga penting kan," terangnya.
(lav/bir)