Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) nonmigas mencapai 0,32 persen secara bulanan pada Mei 2018, atau lebih tinggi dari kenaikan bulan sebelumnya 0,12 persen.
Bahkan, inflasi ini lebih tinggi dari inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang hanya 0,21 persen pada bulan yang sama.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tinggi IHPB disumbang oleh sejumlah komoditas ekspor nonmigas dengan laju inflasi hingga 0,82 persen. Sedangkan komoditas impor nonmigas inflasi 0,48 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencatat komoditas yang naik harganya, yaitu ketela pohon, mangga, alpukat, ayam ras, ayam buras, daging ayam, ikan beku, plastik dan barang dari plastik impor, serta bahan bakar mineral nonmigas.
"Bahan bakar mineral ini seperti hasil tambang, biji kerak, abu logam, hingga alat-alat mesin pesawat," ujar Ketjuk, sapaan akrabnya di kantor BPS, Senin (4/6).
Sementara itu, IHPB bahan bangunan dan konstruksi mengalami inflasi 0,46 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas.
Mulai dari bak dan tangki naik 1,7 persen, bahan bangunan dan aluminium 1,37 persen, pipa dan aksesorisnya 0,81 persen, perlengkapan listrik 0,53 persen, dan bahan bangunan siap pasang dari kayu 0,48 persen.
Sedangkan inflasi IHK disumbang oleh kenaikan harga mie instan, air kemasan, rokok kretek, tarif kontrakan rumah, upah asisten rumah tangga, hingga bahan makanan.
"Bahan makanan yang menyumbang inflasi karena ada kenaikan harga, yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan bawang merah. Namun, ada yang mengalami penurunan harga, seperti cabai merah, bawang putih, dan beras," pungkasnya.
(lav/lav)