Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya pemerintah dalam memangkas biaya pengembangan Blok Merakes di Kalimantan Timur membuahkan hasil.
Arcandra Tahar, Wakil Menteri
ESDM mengatakan pemangkasan tersebut telah membuat pemerintah mampu menyelamatkan dana
cost recovery dalam proyek tersebut sampai dengan US$ 1,080 miliar atau Rp 15 triliun.
Pemangkasan tersebut berhasil dilakukan setelah investor blok tersebut Eni SPA dan Pertamina Hulu Energi sepakat untuk mengurangi biaya operasi dan belanja modal. Selain itu, investor juga sepakat menggunakan teknologi tepat guna dalam operasi mereka.
"Walaupun dipangkas, biaya ini tidak mengurangi target produksi dari Blok Merakes,"kata Arcandra dalam pernyataannya, Senin (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah tetap menargetkan produksi Blok Merakes yang dimulai pada 2019 nanti bisa mencapai 150 juta standar kaki kubik per hari.
Sebelum memangkas biaya pengembangan Blok Merakes, sebelumnya Kementerian ESDM juga telah memangkas biaya pengembangan Blok Jambaran Tiung Biru (JTB) Cepu, Jawa Timur senilai US$ 500 juta atau Rp 7 triliun.
Padahal, sebelumnya OxxonMobil yang menjadi operator blok tersebut mengajukan biaya pengembangan sebesar US$ 2,050 miliar.
Arcandra mengatakan berkat pemangkasan biaya pengembangan Blok JTB, PLN akhirnya mau menyerap gas dari blok tersebut. Maklum saja, setelah biaya pengembangan dipangkas, harga jual gas dari blok tersebut berhasil ditekan menjadi US$ 7,6 per mmbtu flat selama 30 tahun.
Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan harga bila biaya pengembangan tetap US$ 2,050 miliar yang bisa mencapai US$9 per mmbtu.
(agt/bir)