Jakarta, CNN Indonesia --
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan data
uang elektronik yang digunakan untuk pembayaran tol tak akan hangus meski pengguna berada terlalu lama di dalam
tol.
AVP Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan bahwa pihaknya telah memonitor durasi perjalanan pengguna jalan tol saat uang elektronik di-
tap in di gerbang asal dan di gerbang tujuan. Monitoring tersebut, menurut dia, dilakukan hanya untuk keperluan evaluasi operasional.
Heru pun memastikan tak akan ada gangguan dalam proses pembayaran uang elektronik meski pengguna berada di dalam jalan tol melebih durasi rata-rata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tegaskan pengguna jalan tol bebas menggunakan kartu, dalam batas wajar, tanpa kekhawatiran uang elektroniknya menjadi
expired (tak bisa digunakan)," ujar Dwimawan Heru Santoso, AVP Corporate Communication Jasa Marga kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (11/6).
Menurut Heru, pihaknya memaklumi kemungkinan pengendara membutuhkan waktu yang lebih lama di dalam tol untuk beristirahat, terutama saat periode
mudik Lebaran.
Ia juga menegaskan durasi pengendara yang lebih lama di dalam tol tak akan membuat saldo uang elektronik terpotong. Pihaknya juga memastikan tak ada denda atau sanksi yang dikenakan atas akses tol yang melebihi durasi rata-rata pengguna lainnya.
"Kami tegaskan bahwa hal itu tidak membuat uang elektronik anda menjadi
expired atau saldonya terpotong. Kami juga tidak pernah mengenakan denda atau sanksi atas kejadian tersebut," tekannya.
Kendati begitu, bila terjadi gangguan pada akses uang elektronik, ia bilang, pemudik dapat melakukan transaksi secara manual di luar Gardu Tol Otomatis (GTO). Menurutnya, petugas tol akan siap membantu untuk transaksi di mesin EDC.
"Tapi tidak perlu pakai uang tunai," jelasnya.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas mengatakan sudah menerima keluhan e-money tidak bisa diakses saat hendak keluar gerbang tol. Namun, ia bilang penyebabnya bukan karena durasi pemudik melalui tol yang terlalu lama.
Namun, karena ketidakcukupan saldo dan perbedaan kartu uang elektronik yang digunakan.
"Seolah-olah karena
reader (alat pembaca uang elektronik) tidak mau membaca, padahal memang ditolak karena saldo tidak cukup dan karena
tap out (keluar gerbang tol) pakai kartu yang bukan digunakan untuk
tap in (saat masuk gerbang tol)," tutur Rohan kepada CNNIndonesia.com.
Atas kendala ini, ia mengimbau agar pemudik lebih dulu memastikan kesiapan saldo dan lebih jeli memperhatikan kartu uang elektronik yang digunakan. "Solusi lain, bisa
standby menggunakan
mandiri online, jadi bisa top up saldo saat kartu
tap in-nya tidak mencukupi saldonya," katanya.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso juga mengaku belum menerima keluhan ini dari nasabah uang elektronik. Kalau pun ada, ia menduga hal ini karena besarnya volume transaksi yang terjadi di gerbang tol, mengingat besarnya jumlah pemudik yang menggunakan jalan tol.
"Setahu saya tidak ditemukan demikian. Mungkin, karena
heavy transaksi, bisa jadi server pendukung ada masalah. Namun, sampai saat ini kami belum dapat laporannya," ucapnya.
Begitu pula dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, bank pelat merah itu mengaku belum mendapat keluhan tersebut. "Belum ada, tapi nanti saya cek dulu," pungkas Bambang Tri Baroto, Sekretaris Perusahaan BRI.
Sebelumnya, seorang pengguna jalan tol sempat mengalami masalah saat menggunakan uang elektronik untuk pembayaran tol. Zoel Tjoa melalui akun Twitter pribadinya, @Joel_Tjoa mencuitkan
tweet kepada Jasa Marga karena harus melakukan transaksi tunai setelah uang elektroniknya mengalami kendala saat akan melakukan pembayaran di gerbang tol.
"Kemarin sore sekitar jam 16.30 an, saya waktu mau bayar di pintu tol Pasteur di bilang data
e-money tidak ada dan diminta bayar
cash sebesar 4.500. Oleh petugas gardu emang harganya sekarang 4.500, padahal di daftar harga tertera 3.500. Seperti ada sesuatu yang tidak beres," cuitnya.
(agi/bir)