Jakarta, CNN Indonesia -- Konsumsi
Bahan Bakar Minyak (BBM) di DKI Jakarta mulai menurun. Hal itu terjadi seiring pulangnya jutaan warga Ibu Kota ke kampung halaman.
"Biasanya, penurunan permintaan bisa mencapai 40 persen," ujar Ketua Umum Dewan Pertimbangan Pusat (DPP) Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (
Hiswana Migas) Eri Purnomohadi kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (12/6).
Pola penurunan konsumsi, lanjut Eri, merupakan pola tahunan. Permintaan bakal kembali pulih begitu para pemudik kembali ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turunnya permintaan itu mempengaruhi pola penerimaan pasokan BBM ke Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU). Hal itu seperti terjadi di SPBU Coco Rasuna Said di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Riki Prasetio, Kepala Shift SPBU Coco Rasuna Said mengungkapkan, di hari kerja, SPBU Coco Rasuna Said menerima kiriman pasokan Pertalite dan Pertamax masing-masing mencapai 32 kiloliter (kl) hingga 48 kl. Namun, di periode mudik ini pasokan yang dibutuhkan masing-masing hanya berkisar 16 kl. Pasalnya, stok BBM di tangki masih mencukupi.
"Kalau kami memesan terlalu banyak takutnya malah tidak tertampung," ujarnya.
Hal serupa juga terjadi di SPBU Coco Kemang di Kemang, Jakarta Selatan. Kepala Shift SPBU Coco Kemang Achmad Wildan mengungkapkan menurunnya permintaan membuat pengelola SPBU menggeser waktu penerimaan pasokan dari pagi hari menjadi sore hari.
"Dalam sehari, kami menerima 16 kl (untuk Pertalite dan Pertamax)," ujar Achmad.
Sementara itu, Pengawas SPBU Coco Cikini Yudi Junaidi mengaku masih menjaga pola pasokan pengiriman. Dalam hal ini, pasokan Pertamax diterima 8 kl per hari dan Pertalite 32 kl setiap dua hari sekali.
(lav)