Jakarta, CNN Indonesia -- Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves
(The Fed) kembali mengerek
suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 2 persen pada Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Rabu (13/6), waktu AS. Dengan keputusan tersebut berarti sepanjang tahun ini, The Fed telah menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali.
Dalam konferensi pers, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan kenaikan suku bunga acuan mengindikasikan perekonomian AS yang semakin baik. Tingkat pengangguran tercatat hanya 3,8 persen, terendah sejak 2000.
"Sebagian besar masyarakat yang sedang mencari kerja berhasil mendapatkannya sehingga tingkat pengangguran turun, selain itu inflasi juga rendah," katanya seperti dikutip dari CNN Money, Kamis (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom dan Profesor dari Universitas Notre Dame Jason Reed menilai keputusan The Fed juga dipicu oleh pergerakan inflasi yang sesuai harapan.
Tingkat inflasi AS relatif rendah selama periode pemulihan ekonomi. Namun, tahun ini, inflasi AS telah menembus dua persen, level yang dianggap The Fed sehat.
Per Mei lalu, inflasi AS tercatat mencapai 2,2 persen. The Fed memperkirakan tingkat inflasi AS bakal tetap berada di atas dua persen dalam dua tahun ke depan.
Sementara itu Ekonom Navy Federal Credit Union memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed bakal berdampak pada bunga kredit. Menurutnya, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kartu kredit, dan bunga pinjaman lain akan terkerek akibat kebijakan tersebut.
Maklum saja, suku bunga yang lebih tinggi akan membuat bank membayar lebih mahal untuk meminjam uang yang berujung pada biaya pinjam yang lebih mahal bagi nasabah.
"Dengan menginjak rem lebih cepat namun tidak terlalu keras, The Fed menunjukkan niat untuk membiarkan ekonomi dan ekspansi berjalan," ujar Robert Frick, Ekonom Navy Federal Credit Union.
Dari Indonesia, kebijakan suku bungan AS tersebut telah diantisipasi Bank Indonesia (BI) dengan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebanyak dua kali pada bulan lalu.
Dalam rapat tersebut mereka memutuskan mengerek BI7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin sebanyak dua kali menjadi 4,75 persen.
Bulan ini, BI dijadwalkan bakal menggelar RDG pada 27-28 Juni 2018.
(agt/bir)