Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan
Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan kebijakan
suku bunga rendah dan mengurangi pembelian obligasi tekan euro.
Pada sesi perdagangan Senin (18/6) euro melemah 0,22 persen dibanding dolar Amerika, 0,21 persen terhadap dolar Kanada, 0,25 persen terhadap dolar Australia dan 1,67 persen terhadap real Brasil.
Euro hanya berhasil menguat 0,18 persen dan 0,19 persen terhadap poundsterling Inggris dan Rubel Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dengan mata uang Asia, euro melemah 0,12 persen terhadap rupee India, 0,23 persen terhadap baht Thailand, 0,24 persen terhadap dolar Hong Kong, 0,3 persen terhadap dolar Singapura, 0,32 persen terhadap renmimbi China, dan terhadap 0,33 persen dari yen Jepang.
Terhadap mata uang Asia, euro hanya berhasil menguat 1,28 persen terhadap won Korea Selatan, 0,16 persen terhadap ringgit Malaysia, dan 0,1 persen terhadap peso Filipina.
Selain terhadap euro, putusan ECB juga berdampak pelemahan bursa saham Eropa. Indeks Bloomberg Euro 500 dan Euro STOXX 50 masing-masing melemah 0,46 persen dan 0,57 persen ke 260,46 dan 3.484,87.
Lalu, indeks CAC 40 dan CAC All-Tradeble di Perancis masing-masing melemah 0,71 persen dan 0,65 persen. Indeks DAX dan HDAX di Jerman turut melemah 0,73 persen dan 0,76 persen. Indeks FTSE All-Share di Inggris melemah 0,15 persen.
Kemudian, indeks FTSE MIB di Italia melorot 0,74 persen, serta indeks AEX dan Ams-Midkap di Belanda turun 0,48 persen dan 0,38 persen. Begitu pula dengan indeks OMX Stockholm 30 di Swedia turun hingga 1,12 persen.
Di pasar surat utang, imbal hasil (yiled) obligasi utama di Eropa juga turun. Yield obligasi Jerman untuk tenor 10 tahun turun 0,9 persen menjadi 0,39 persen. Lalu, yield obligasi Inggris turun hingga 1,8 persen menjadi 1,31 persen dan obligasi Belanda dengan tenor yang sama turun hingga 1,2 persen menjadi 0,5 persen.
Martin van Vliet, pengamat suku bunga ING mengatakan pelemahan bursa dan euro tersebut terpengaruh pernyataan ECB. Pasar menilai kebijakan ECB, khususnya yang berkaitan dengan rencana pengurangan pembelian obligasi mulai September nanti tersebut tidak agresif (dovish).
"Kami melihat risiko retorika ECB minggu ini ditafsirkan kurang dovish dan memegang bias bearish pada tingkat zona euro, meskipun mereka (ECB) memiliki fokus baru pada ketegangan perdagangan," kata Vliet dikutip dari Reuters, Senin (18/6).
Sebelumnya, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan tingkat bunga tetap dipertahankan rendah. Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi belakangan ini.
Draghi menyatakan bunga rendah akan tetap dipertahankan setidaknya sampai musim panas tahun depan. Namun, ia enggan merinci kapan bunga akan dinaikkan setelah musim panas berakhir. Sedangkan pembelian obligasi akan dikurangkan menjadi US$15 miliar mulai September.
"Kami tidak membahas kapan menaikkan suku bunga. Keputusan ini telah diambil di hadapan ekonomi yang kuat dengan meningkatnya ketidakpastian," katanya beberapa waktu lalu.
(agt)