Kenaikan Bunga AS Bikin Utang Luar Negeri RI Turun US$1,83 M

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jun 2018 20:48 WIB
Utang luar negeri Indonesia pada April 2018 tercatat sebesar US$356,9 miliar atau sekitar Rp4.952 triliun, turun dibandingkan bulan sebelumnya US$358,7 miliar.
Kenaikan bunga AS membuat suku bunga surat berharga di negara tersebut meningkat dan memicu arus dana asing keluar dari Indonesia, termasuk pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai U$356,9 miliar atau sekitar Rp4.952 triliun pada April 2018 (kurs Jisdor akhir April Rp13.877 per dolar AS). ULN tersebut turun dibanding posisi bulan sebelumnya sebesar US$358,7 miliar.

Kendati turun dibandingkan posisi Maret, utang tersebut meningkat 8,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$328,17 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan penurunan ULN terjadi karena sentimen kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mekarnya bunga The Fed membuat imbal hasil (yield) surat utang AS (US Treasury) meningkat dan membuat keluarnya dana investor asing dari dalam negeri (capital outflow).

"Pada April 2018, terdapat pelunasan pinjaman dan pelepasan Surat Berharga Negara (SBN) domestik oleh investor asing, usai kenaikan Fed Fund Rate (bunga acuan The Fed) akhir Maret 2018," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/6).


Meski begitu, BI memastikan bahwa kepercayaan investor tetap terjaga karena adanya kepercayaan akan pengelolaan fiskal dan pasar SBN Indonesia yang cukup tinggi di tengah tekanan likuiditas global.

Hal itu juga ditunjukkan dari kenaikan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Moody's dari Baaa3 (positif) menjadi Baa2 (stable) pada pertengahan April kemarin.

Secara rinci, ULN April 2018 terdiri dari utang pemerintah dan BI sebesar US$183,8 miliar. Sedangkan utang swasta sebesar US$173,1 miliar.


Menurut BI, utang swasta tumbuh melambat karena adanya penurunan jumlah utang di sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa keuangan.

Namun, utang meningkat dari sektor pengadaan listrik, gas, dan uap air panas (LGA). "Pangsa pasar sektor-sektor tersebut mencapai 72,4 persen dari total ULN," jelasnya.

Agusman menambahkan, jumlah ULN Indonesia saat ini berada kisaran 34 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Mayoritas atau 86,7 persen dari total utang merupakan utang jangka panjang. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER