Jakarta, CNN Indonesia --
The Europeran Central Bank (ECB/bank sentral Eropa) kembali menahan tingkat suku bunga acuannya sebesar nol persen pada bulan ini. Padahal, kemarin,
The Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) memutuskan menaikkan lagi bunga acuannya.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan tingkat bunga tetap dipertahankan rendah demi mengantisipasi ketidakpastian pada kondisi ekonomi belakangan ini. Bunga rendah akan dipertahankan setidaknya sampai musim panas tahun depan.
Namun, ia tak merinci kapan bunga akan dinaikkan setelah musim panas berakhir. "Kami tidak membahas kapan menaikkan suku bunga. Keputusan ini telah diambil di hadapan ekonomi yang kuat dengan meningkatnya ketidakpastian," ujarnya, mengutip Reuters, Kamis (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Draghi, ketidakpastian ekonomi banyak disumbang oleh meningkatnya proteksionisme dan perang dagang antara AS dengan China, dan Eropa. Hal ini memberikan sentimen negatif pada pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa.
Makanya, ECB juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasannya dari 2,4 persen pada akhir tahun ini menjadi hanya 2,1 persen saja. Sementara, tingkat inflasi diperkirakan naik dari 1,4 persen ke 1,7 persen karena harga minyak diproyeksi terus meningkat.
Inflasi juga dipengaruhi oleh proyeksi akan risiko dari tekanan upah dan perekrutan tenaga kerja yang lebih lambat dari harapan ECB.
Setop Borong Surat UtangTak hanya menahan bunga acuan, ECB menyatakan akan menghentikan pembelian surat utang (obligasi) pada Desember 2018, setelah jor-joran membeli obligasi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dilakukan demi menopang ekonomi kawasan Eropa.
Namun, sebelum menyetop pembelian obligasi, ECB akan secara bertahap mengurangi pembeliannya mulai September nanti.
"Pembelian aset bersih akan dikurangi menjadi 15 miliar euro dari September hingga akhir Desember 2018," imbuhnya.
Sebelumnya, ECB mengaku gencar membeli obligasi demi memompa uang tunai di sistem keuangan. Tujuannya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi agar tetap di bawah dua persen.
(bir)