Jakarta, CNN Indonesia --
Temasek Holdings Pte Ltd, perusahaan investasi pelat merah Singapura, membidik memarkirkan dananya untuk usaha rintisan di bidang teknologi. Keinginan ini bukan tanpa alasan, menyusul rekor baru portofolio perusahaan per 31 Maret yang tembus US$221 miliar atau naik 9 persen dari tahun sebelumnya.
Mengutip
Reuters, Minggu (8/7), peningkatan portofolio Temasek banyak didukung oleh keuntungan dari kepemilikannya di DBS Group Ltd.
"Tahun lalu adalah tahun yang baik di semua kelas aset dan di seluruh dunia. Kenaikan nilai portofolio hingga di atas 300 miliar dolar Singapura bisa dilakukan," ujar Ekonom CIMB Private Banking Song Seng Wun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temasek adalah perusahaan investasi dengan portofolio terbesar ketiga di SIngapura. Investasinya banyak di jasa keuangan. Namun, ke depan, perusahaan milik negara tersebut akan fokus menaruh dananya ke perusahaan-perusahaan berbasis teknologi.
Tahun lalu, Temasek menempatkan investasi ke perusahaan layanan online China Meituan. Perusahaan melaporkan posisinya yang menjadi investor global dan sukses mencetak miliar-an dolar ke usaha-usaha rintisan (
startup) baru dan pasar negara berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Veljko Fotak, Asisten Profesor Keuangan Internasional Universitas di Buffalo, Amerika Serikat, menyebut Temasek menjaga kakinya dengan baik lewat investasinya di real estate dan infrastruktur di seluruh dunia, meskipun perusahaan menekankan fokusnya pada sektor teknologi ke depan.
Buktinya, tahun lalu, Mapletree Investment Pte Ltd milik Temasek, membeli portofolio properti akomodasi siswa di Amerika Utara senilai US$1,6 miliar. Investasi tersebut dimaksudkan untuk memperluas penetrasi bisnisnya di sektor properti.
"Investasi teknologi tahun ini telah difokuskan pada
virtual reality, startup teknologi di bidang pendidikan, yang sedang naik daun, dan fintech," imbuh Direktur Wealth Lab Sovereign di IE Business School Javier Capape.
Temasek juga tercatat berkontribusi dalam investasi di perusahaan transportasi daring Indonesia, Go-Jek, dan Magic Leap Inc,
startup AS yang mengembangkan produk teknologi augmented reality.
(bir)