Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia
(BI) memperkirakan kebijakan kenaikan
suku bunga acuan yang dilakukan beberapa waktu lalu bakal diiringi kenaikan bunga kredit.
Meski demikian, Gubernur BI
Perry Warjiyo yakin kenaikan bunga kredit tersebut tidak akan berdampak besar pada pertumbuhan kredit dan ekonomi dalam negeri. Kredit diperkirakan masih akan tumbuh cukup baik pada tahun ini.
"Kenaikan 50 basis poin kemarin mungkin diikuti bank dengan menaikan bunga deposito dan kredit mereka, tapi dampaknya baru terasa dua sampai tiga bulan ke depan," katanya di Komplek BI, Jumat (13/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data BI hingga Mei 2018, kredit masih tumbuh 10,26 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut melebihi April 2018 yang hanya 8,94 persen.
Kendati demikian, guna mendorong pertumbuhan kredit sesuai target, BI telah memberikan stimulus, mulai dari pembebasan uang muka rumah sampai menurunkan batas kas pencadangan atau Giro Wajib Minimum (GMW).
Di sisi lain, BI juga terus mendorong bank untuk giat mencari sumber likuiditas yang tak hanya berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
"Mereka bisa membeli obligasi, medium term notes (surat utang jangka pendek), hingga pembiayaan dari pasar modal," terangnya.
(agt/agi)