Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) optimis penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia akan laris manis usai bank sentral nasional menaikkan
suku bunga acuannya 50 basis poin (bps) di akhir pekan lalu menjadi 5,25 persen.
Perry Warjiyo, Gubernur BI mengatakan tingkat suku bunga riil (
riil interest rate) dari SBN mencapai 1,75 persen. Angka itu diklaim paling tinggi dari yang ditawarkan kebanyakan negara.
Riil interest rate itu diperoleh dari besaran bunga acuan saat ini yang sebesar 5,25 persen, lalu dikurangi proyeksi inflasi hingga akhir tahun sebesar 3,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kalau dibandingkan dengan negara lain, yang kami tawarkan lebih menarik bagi investor domestik dan asing," ujarnya di Kompleks BI.
Selain itu, kondisi ekonomi yang tengah tumbuh pada kuartal II 2018 dan diharapkan kian meningkat hingga akhir tahun, menjadi daya tarik bagi investor.
Interest rate itu tidak hanya diyakini membuat investor siap memborong surat utang. Tapi juga aliran deras dana asing yang masuk (inflow capital) yang akan menambah pasokan (
supply) dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri.
Bertambahnya
supply dolar AS, akan membuat nilai tukar rupiah menguat. "Sehingga, ini akan memperkuat stabilisasi rupiah dan mendukung perekonomian ke depan," terang dia.
Kendati begitu, Perry belum bisa memberi perkiraan seberapa besar penjualan SBN dan
capital inflow yang bisa didapat nanti.
Sementara, BI belum memberi sinyal pasti akan kebijakan pengaturan bunga acuan ke depan. Namun, usai mengerek bunga acuan sebanyak 100 bps hingga paruh pertama tahun ini, Perry mengungkapkan arah kebijakan BI telah berubah dari normal ke ketat (
hawkish).
Kebijakan pengaturan bunga acuan ke depan, katanya, akan terus dipertimbangkan BI dengan melihat perkembangan kondisi ekonomi global dan domestik.
(bir)