Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah bergerak melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (19/7) menanti keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
Hingga pukul 09.20 WIB, rupiah telah melemah 8 poin dari posisi kemarin yang berada di posisi Rp14.414 per dolar AS. Padahal, rupiah sempat dibuka di posisi 14.415 atau relatif stagnan.
Di kawasan Asia, beberapa mata uang menguat berhasil menguat dari dolar AS setelah kemarin rontok bersama. Muali dari dolar Hong Kong yang menguat 0,01 persen, dolar Singapura 0,01 persen, yen Jepang 0,08 persen, dan won Korea Selatan 0,2 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, baht Thailand melemah 0,16 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan peso Filipina turun 0,02 persen.
Sementara untuk mata uang negara maju, mayoritas berhasil menguat. Euro Eropa menguat 0,08 persen, franc Swiss 0,06 persen, dolar Australia 0,04 persen, dolar Kanada 0,04 persen, poundsterling Inggris 0,03 persen, dan rubel Rusia 0,02 persen.
Reza Priyambada, Analis Senior CSA Research Institute mengatakan pelemahan rupiah masih terjadi karena sentimen pernyataan bank sentral AS, The Federal Reserve masih ada.
Namun, ia melihat rupiah berpeluang menguat tipis pada hari ini akibat sentimen internal yang datang dari pengumuman hasil RDG BI.
"RDG BI yang sementara ini diperkiran akan tetap mempertahankan suku bunganya diharapkan dapat menahan pelemahan rupiah lebih lanjut," ucapnya.
Menurutnya, pasar berekspektasi BI menahan tingkat bunga acuan karena sebelumnya sudah cukup tinggi mengerek bunga hingga 100 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen pada Mei-Juni 2018.
(agi)