Rupiah Masih Melemah, BI Tahan Bunga Acuan 5,25 Persen

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 19 Jul 2018 14:28 WIB
Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 5,25 persen pada Juli 2018, usai menaikkan 50 bps di bulan lalu.
Bank Indonesia sepanjang tahun ini sudah menaikkan bunga acuan sebesar 100 bps. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 5,25 persen.  Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga dipertahankan masing-masing menjadi 4,5 persen dan 5,75 persen.

"RDG BI 18-19 Juli 2018 memutuskan untuk mempertahankan 7DRRR tetap sebesar 5,25 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (19/7). 


Keputusan ini, menurut Perry, sejalan dengan kebijakan BI untuk meningkatkan daya saing pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian global. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketidakpastian global, menurut dia, masih akan dipicu oleh rencana Bank Sentral AS yang  kembali melanjutkan kenaikan bunga acuannya hingga tahun depan. BI pun memperkirakan masih akan ada kenaikan bunga acuan AS dua hingga tiga kali pada tahun ini. 

Hal tersebut diakui Perry memberikan pengaruh pada nilai tukar rupiah. Rupiah pada hari ini berada di posisi Rp14.405 per dolar AS, melemah 0,52 persen dari posisi akhir bulan lalu. Namun, posisi rupiah sudah terdepresiasi 5,81 persen dibandingkan akhir 2017. 


Adapun secara domestik, kondisi ekonomi menurut Perry didukung oleh kondisi inflasi yang terjaga. Pada Juni 2018, inflasi secara tahunan berada di angka 3,2 persen atau masih berada di kisara target BI. 

Sementara itu, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan berada pada atas bawah kisaran perkiraan BI sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen. 

Ke depan, menurut dia, BI akan terus mengantisipasi risiko pasar keuangan global, serta menjaga mekanisme pasar dan mendukung pengembangan pasar keuangan. 

(agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER