Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo meminta wali kota untuk memahami sekaligus menyiapkan birokrasinya untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Sebab, kota dianggap memiliki kemampuan yang cukup baik dalam beradaptasi dengan perubahan pola ekonomi dibanding wilayah desa.
Menurut Jokowi, proses bisnis sudah memasuki era otomatisasi dengan kehadiran rekayasa intelektual dan
internet of things. Sehingga, ia berharap wali kota bisa memimpin daerahnya untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni.
"Kalau disadari, ya tentu tahu apa yang bisa disiapkan. Kalau kota yang pertama adalah fokus di infrastruktur, kedua adalah persiapan SDM. Kalau tidak diantisipasi berkaitan dengan perubahan itu, maka akan sangat berbahaya bagi negara," jelas Jokowi di Istana Bogor, Senin (23/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, kemampuan adaptasi kota juga perlu ditingkatkan karena kondisi makroekonomi global yang juga tak menentu. Pasalnya, kondisi eksternal ini tentu akan berpengaruh ke sendi-sendi ekonomi perkotaan.
Perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang tentu berpengaruh ke kinerja ekspor-impor Indonesia, termasuk hingga ke lapisan kota. Tak hanya itu, kenaikan suku bunga acuan AS Fed Rate juga membuat rupiah terdepresiasi, di mana hal ini tidak bisa diintervensi oleh pemerintah mana pun.
"Tapi semua negara ya mengalami, kita tidak usah khawatir. Yang penting menurut saya kita tahu apa yang sedang terjadi," jelas dia.
Pertemuan dengan walikota sendiri dimulai pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh 32 wali kota. Tampak hadir dalam pertemuan tersebut adalah Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, dan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.
(lav)