Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah ditutup di posisi Rp14.475 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan pasar spot hari ini, Rabu (25/7). Posisi ini menguat 70 poin atau 0,48 persen dari penutupan akhir perdagangan kemarin, Selasa (24/7).
Sementara berdasarkan kurs referensi
Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah di posisi Rp14.515 per dolar AS atau menguat 26 poin dari kurs kemarin di posisi Rp14.541 per dolar AS.
Sejalan dengan penguatan rupiah, seluruh mata uang negara di kawasan Asia turut menguat dari dolar AS. Mulai dari won Korea Selatan menguat 0,79 persen, rupee India 0,3 persen dan renmimbi China 0,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, baht Thailand menguat 0,25 persen, ringgit Malaysia 0,2 persen, peso Filipina 0,19 persen, dolar Singapura 0,12 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, dan yen Jepang 0,01 persen.
Begitu pula dengan mata uang negara maju, dolar Australia menguat 0,02 persen, euro Eropa 0,09 persen, poundsterling Inggris 0,12 persen, franc Swiss 0,12 persen, dolar Kanada 0,17 persen, dan rubel Rusia 0,58 persen.
Ibrahim, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan penguatan rupiah hari ini didorong oleh pelemahan renmimbi atau yuan China sejalan dengan kebijakan devaluasi mata uang yang dilakukan guna mengantisipasi perang dagang dari AS.
Sentimen perang dagang dari AS, terakhir dipicu Presiden AS Donald Trump dengan memberlakukan tarif bea masuk impor baru bagi produk-produk China senilai US$500 miliar justru mereda.
"Artinya sekarang dampak dari perang dagang sedikit mereda dan beralih ke perang mata uang dari China, sehingga indeks dolar AS justru melemah hari ini," katanya kepada
CNNIndonesia.com.
Sentimen devaluasi mata uang China ini juga berhasil mengalihkan sentimen rencana kenaikan bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve. Meski, data inflasi dan ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam turut mendukung rencana The Fed.
Sementara di dalam negeri, meski tak berdampak banyak, BI sudah mulai menjalankan stimulusnya untuk menarik dana asing agar masuk ke Indonesia
(capital inflow) melalui lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Ibrahim memproyeksi rupiah bisa terus melanjutkan penguatan hingga akhir pekan hingga kembali ke kisaran Rp14.350 per dolar AS.
Kendati begitu, ia bilang, peluang indeks dolar AS menguat tetap ada, sehingga perlu diwaspadai. Hal itu, katanya, bisa saja berasal dari Trump yang 'rajin' melempar pernyataan melalui akun Twitter-nya.
"Setelah devaluasi mata uang China itu berdampak, tentu Trump tidak akan tinggal diam. Ini perlu diwaspadai," pungkasnya.
(agi)