Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia
(BEI) menyatakan tengah menanti hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk atau TPS Food yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu, Jumat (27/7).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan emiten berkode saham AISA ini akan menyerahkan hasil RUPST hari ini kepada BEI.
"Penyampaian hasil RUPST hari ini," ucap Nyoman, Rabu (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyoman mengatakan pihaknya telah melakukan diskusi dengan manajemen TPS Food kemarin, Selasa (31/7). Maklum, RUPST TPS Food itu berakhir ricuh hingga Direktur Utama Joko Mogoginta memilih keluar
(walk out) ketika RUPST masih berlangsung.
"Kami
hearing kemarin," imbuh Nyoman.
Salah satu pemicu keributan saat RUPST, yakni saat keputusan pengesahan laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2017 dan pergantian direksi.
Dalam hal ini, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesoen mengaku belum menerima hasil RUPST TPS Food. Sehingga, ia belum bisa mengatakan dengan gamblang langkah apa yang akan dilakukan terhadap TPS Food.
"Laporan saja belum diterima, saya belum lihat," tutur Hoesoen.
Sebelumnya, Joko mengungkapkan keputusannya untuk
walk out saat RUPST karena pemegang saham ingin membatalkan pengesahan laporan keuangan tahun buku 2017.
Permintaan dari pemegang saham dinilainya tak wajar karena disertai dengan penekanan dan ancaman kepada Komisaris Utama TPS Food Anton Apriyantono.
"Tadi Pak Anton sudah jelas mengatakan bahwa dia ditekan oleh Pak Jaka Prasetya pada tanggal 25 untuk membuat suatu kesepakatan. Ini menjadi skenario yang sangat jelas jahat dan busuk," kata Joko akhir pekan lalu.
Saat ini, saham TPS Food masih disuspensi oleh BEI sejak 5 Juli 2018 karena perusahaan belum menyerahkan laporan keuangan kuartal I 2018 dan membayar denda atas keterlambatan penyerahan laporan keuangan.
Tak hanya soal kericuhan RUPST dan keterlambatan penyerahan laporan keuangan, TPS Food juga tengah dihadapkan permasalahan pembayaran bunga bunga obligasi dan sukuk.
Perusahaan terpaksa menunda pembayaran bunga obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada 5 Juli 2018. Rinciannya, bunga Obligasi TPS Food I 2013 sebesar Rp30,75 miliar dan Sukuk TPS Food I 2013 sebesar Rp15,37 miliar.
Dampak dari penundaan itu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sebelumnya telah menurunkan peringkat Tiga Pilar menjadi
selective default (SD) dari sebelumnya CCC.
(agt)