Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah dibuka di posisi Rp14.449 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Kamis (2/8). Posisi ini melemah 9 poin atau 0,06 persen dari akhir perdagangan kemarin, Rabu (1/8) di Rp14.440 per dolar AS.
Bersama rupiah, beberapa mata uang negara di kawasan Asia juga melemah, seperti dolar Singapura minus 0,05 persen dan ringgit Malaysia minus 0,02 persen.
Namun, mayoritas mata uang Asia justru berhasil menguat dari dolar AS. Baht Thailand menguat 0,02 persen, yen Jepang 0,04 persen, peso Filipina 0,07 persen, dan won Korea Selatan 0,17 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas mata uang negara maju juga berhasil menguat. Franc Swiss menguat 0,01 persen, dolar Australia 0,02 persen, euro Eropa 0,02 persen, dan dolar Kanada 0,05 persen.
Hanya poundsterling Inggris yang melemah 0,05 persen dan rubel Rusia minus 0,03 persen.
Reza Priyambada mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve yang kembali menahan bunga acuan di tingkat 1,75-2,0 persen. Namun, memberi sinyal bahwa kenaikan bunga tetap akan terjadi pada September mendatang.
"Meski The Fed tidak mengubah suku bunganya, tampaknya dolar AS masih cenderung melanjutkan kenaikannya (dan mendorong pelemahan rupiah)," katanya.
Ia pun menyebut sentimen positif dari data inflasi Juli 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,28 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) langsung luntur di pasar.
(agi)