Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla menilai perekonomian Indonesia akan tahan menghadapi tahun politik pada pemilihan umum (
Pemilu) 2019. Pasalnya, secara historis, penyelenggaraan pemilu di Indonesia biasanya berlangsung aman dan lancar.
"Sejak dulu, sebenarnya Pemilu tidak pernah kacau, justru di Jakarta yang pernah kacau atau di Kalimantan, sekarang ketakutan tidak ada lagi," ujar JK saat menghadiri Business Launch Waspada Ekonomi di Tahun Politik di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa (2/8).
Menurut JK, Indonesia sebenarnya menghadapi tahun politik sepanjang tahun mengingat tidak ada masa di mana orang tidak berbicara politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait penyelenggaraan pemilu secara langsung tahun depan, JK berkaca dari data historis yang menunjukkan perekonomian Indonesia bisa berjalan normal meski berada di tahun politik.
Pada 2004, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya. Kemudian, pada 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang lebih rendah dari 2008 tetapi itu disebabkan oleh krisis ekonomi global. Terakhir pada 2014, pertumbuhan ekonomi melambat tetapi lebih baik dari 2015. Pelemahan terjadi karena turunnya harga komoditas.
Selain secara historis pelaksanaan pemilu secara langsung di Indonesia relatif aman, indikator perekonomian Indonesia juga telah menunjukkan perbaikan. Hal itu terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang membaik dan angka kemiskinan yang terus menurun.
Bahkan, penyelenggaraan pemilu secara langsung bisa berkontribusi positif pada perekonomian melalui peningkatan konsumsi.
"Realitanya, ini bukan rahasia umum, itu banyak calon atau partai membelanjakan untuk kebutuhan bermacam-macam. Bisa belanja pesta-pesta, bisa belanja baliho, belanja bagi-bagi uang ke rakyat. Itu terjadi akibatnya tentu konsumsi di pedesaan bisa naik," ujarnya.
Di sisi lain, JK menyadari tahun politik membuat pengusaha menahan diri dalam berinvestasi. Untuk itu, JK berharap pengusahan memiliki keyakinan sehingga tidak bersikap wait and see.
Di tengah paparannya, JK sempat berkelakar bahwa ia pemegang rekor di Indonesia karena telah mengikuti tiga kali pemilu di mana ia memenangkan dua diantaranya.
"Yang menarik, semua (Pemilu) yang saya menangi itu pada saat saya tidak ada partai. Partai tidak mendukung saya. Pada saat saya ketua umum, partai justru kalah. Jadi tidak ada korelasi antara partai dengan kemenangan," candanya.
(lav)